Banyak orang ingin bahagia tapi lewatnya jalan maksiat, banyak juga yang ingin bahagia tapi tidak ingin taat. Padahal bahagia itu adalah pemberian Allah, dari jalan taat
Sama seperti berharap suami yang salih, setia, pembimbing dan penyayang, sedangkan jalannya lewat pacaran? Bagaimana lelaki taat bisa ditemui dari cara maksiat?
Bila ada lelaki salih tapi pacaran, salihnya hanya pencitraan saja yang kelak terbuka aslinya saat menikah. Bila wanita salihah tapi mau dipacari, artinya itu salihah pura-pura
Bagaimana mungkin salih dan salihah tapi tak takutkan Allah, sedang mendekati zina Allah larang, darimana mulanya zina? Ya tiap interaksi yang tak Allah ridhai itu mulanya
Satu-satunya interaksi yang Allah ridhai antara lelaki wanita ya menikah, bila belum sanggup ya berpuasa. Tapi bukan puasa yang justru pacaran sambil menunggu berbuka
Coba belajar dari berpuasa, kita mungkin bisa membatalkan puasa tanpa diketahui siapapun, tapi ingat, "kebahagiaan" ketika berbuka puasa itu akan Allah ambil, hilang
Maka siapapun yang tak taat Allah, Allah cabut kebahagiaan itu dari tiap-tiap amalnya dan hidupnya. Serasa kosong tanpa arti, disibukkan dengan kekhawatiran dan kesedihan
Tapi mereka yang sanggup menahan nafsunya, walau banyak godaannya, di akhir puasa mereka, Allah beri bahagia walau hanya dengan seteguk air dan sebiji kurma
Sebab kebahagiaan itu datangnya dari Allah, dan tak akan Allah turunkan kecuali bagi yang Dia kehendaki. Bersabarah dengan rasamu, kelak Allah ganti dengan bahagia
#UdahPutusinAja, taat saja pada Allah, pastilah bahagia. Lebih baik pelajari dulu agama, siapkan diri sebaik-baiknya. Tidak ada kata terlambat bagi mereka yang Allah ridha.
Sumber: https://plus.google.com/u/0/118306692579258455258 (Felix Siauw)
0 Response to "Cinta yang Bawa Bahagia"
Post a Comment