Mungkin kita telah memahami bahwa rokok dapat menyebabkan berbagai penyakit paru-paru, memicu terjadinya kanker, dapat menganggu janin dalam kandungan, dan berbagai akibat buruk yang lain. Berhenti merokok adalah satu-satunya langkah untuk menghindari sederet akibat buruk dari kebiasaan merokok. Namun ternyata tidak mudah menghilangkan kebiasaan merokok, terutama pada pecandu rokok. Oleh karena itu produsen rokok menawarkan berbagai variasi produk rokok, seperti rokok mild, slim, maupun mint/mentol. Rokok-rokok ini diklaim memiliki kandungan tar dan nikotin yang lebih rendah.
Penelitian Archives of International Medicine yang dipimpin oleh Dr. Mark Pletcher dari Universitas California, San Francisco, Amerika Serikat menemukan bahwa kecanduan rokok mentol ternyata lebih berat dibandingkan kecanduan rokok biasa. Tim peneliti yang mengamati ribuan responden selama lebih dari 15 tahun itu mengungkapkan hal-hal yang menarik. Responden yang tercatat mengisap rokok mentol sejak tahun 1985 dan masih merokok hingga tahun 2000 mencapai 69%. Sedangkan pecandu rokok biasa dalam periode waktu yang sama hanya tercatat 54%.
Menurut Pletcher, riset membuktikan bahwa mentol menghalangi metabolisme nikotin, sehingga nikotin dapat bertahan lebih lama di paru-paru. Pletcher berpendapat bahwa mengisap rokok mentol dapat memperoleh kenikmatan yang lebih besar dibandingkan mengisap rokok biasa. Memang minyak mint, bahan baku mentol tidak membuat rokok lebih berbahaya, tetapi bila masa kecanduan lebih panjang, maka dampak buruk bagi tubuh pun semakin tinggi. Jadi, rokok mentol dan nonmentol sebenarnya sama-sama berbahaya. Dan yang terbaik adalah menghentikan kebiasaan merokok sekarang juga. (Tempo)
terimakasih banyak, sangat menarik sekali nih... mantab banget pembahasannya....
ReplyDeletesama-sama sobat!
ReplyDelete