Rahasia Kecerdasan Yahudi


Bangsa Yahudi memang gigih, cerdas, dan hebat, tetapi tidak bermoral. Kaum Yahudi cenderung mengambil ayat-ayat kitab suci yang lebih agresif yang konon mengatakan bahwa Tuhan membenarkan tindakan untuk memusnahkan bangsa lain di dunia ini. Sebagai bangsa pilihan Tuhan, maka Yahudi tidak terikat oleh undang-undang bangsa lain.

Dalam sejarah umat manusia sendiri pernah muncul fenomena "Ras Super". Salah satunya adalah ras Yahudi. Alkitab juga menyebutkan bahwa bangsa Israel dalam sejarahnya merasa menjadi ras pilihan Tuhan. Hal ini sebenarnya adalah wujud rasa rendah diri mereka karena pernah menjadi budak bangsa Mesir selama bertahun-tahun. Sebagai kompensasinya maka Nabi Musa mengangkat harga diri bangsa Israel yang telah hancur dengan mengatakan bahwa mereka adalah umat pilihan Allah.


Ekses dari kesombongan bangsa Israel ini adalah pembataian yang mereka lakukan di Timur Tengah setelah mereka bereksodus dari Mesir. Namun, akhirnya ras Israel harus takluk pada kerajaan Babel dan diangkut sebagai budak lagi. Kasus tragis ini berlanjur sampai zaman Hitler ketika ras super Yahudi diturunkan derajatnya menjadi "kelinci percobaan" oleh Nazi.

Yahudi berkeyakinan bahwa mereka adalah anak Tuhan. Mereka adalah bangsa yang terpilih (the chopsen people) dan bangsa-bangsa lainnya adalah hamba yang hina. Mereka yakin semua manusia akhirnya akan masuk ke neraka kecuali Yahudi. Kalaupun mereka masuk neraka, maka mereka hanya akan menjalaninya selama enam hari. Bangsa Yahudi merasa dirinya sebagai bangsa yang paling mulia di dunia sehingga mereka tidak boleh tunduk kepada bangsa-bangsa lain. Kebanyakan para nabi dan rasul adalah keturunan Bani Israel. Bangsa mereka dimuliakan Tuhan. Tidak ada alasan bagi mereka untuk tunduk kepada bangsa lain.

Perkara-perkara inilah yang menjadi pendorong besar kepada orang Yahudi untuk menghancurkan bangsa-bangsa lain, terutama umat Islam yang merupakan musuh tradisi mereka. Bangsa Yahudi lantas membangun sejumlah perangkap yang dirancang untuk mengatur dunia, termasuk umat Islam, dalam semua bidang.

Zionis - Yahudi merupakan kaum yang banyak diselubungi mitos dan kedustaan. Beberapa mitos yang terus dipelihara hingga kini terus disebarluaskan lewat media massa antara lain:
  1. Kaum Yahudi adalah bangsa pilihan Tuhan
  2. Kaum Yahudi adalah bangsa yang cerdas
  3. Kaum Yahudi adalah korban terbesar dalam Perang Dunia II lewat peristiwa Holocaust oleh Nazi

****



Selama berabad-abad keunggulan intelektual Yahudi telah didiskusikan dan diperdebatkan. Kenapa sebuah kelompok kecil bisa menghasilkan begitu banyak orang cerdas dan paling berpengaruh di dunia? Banyak tokoh-tokoh penting dalam sejarah adalah orang-orang Yahudi. Dalam bidang agama, muncul sosok Ibrahim yang ajaran dan kehidupannya dianggap suci oleh Yahudi, Kristen dan Muslim. Muncul juga sosok Musa yang diakui sebagai peletak dasar hukum bagi Yahudi dan Kristen, juga Yesus yang mendirikan agama Kristen. Yahudi juga berperan penting di dunia modern (jika bukan selalu yang terbaik) seperti Albert Einstein, Sigmund Freud, Karl Marx, Jonas Salk, dan Albert Sabin. Bangsa Yahudi juga melahirkan orang-orang yang terilhami oleh teori-teori Einstein dalam mengembangkan bom atom pertama kali yaitu Felix Bloch, Neil Bohr, Otto Firsch, Robert Oppenheimer, Leo Szilard, dan Edward Teller. Bahkan Yahudi juga dominan dalam fisika nuklir di Eropa sekitar tahun 1930.

Yahudi Ashkenazi, misalnya adalah kelompok etnis yang secara genitik sangat cerdas dibanding orang lain. Mereka punya  IQ yang tinggi. Larangan-larangan terhadap mereka untuk mempunyai pekerjaan tertentu seperti tercatat dalam sejarah telah mendorong mereka untuk menjadi rentenir, bankir, dan pengelola pajak. Karena mereka mempunyai kecerdasan tinggi, maka orang-orang Yahudi ini segera menjadi kelompok masyakat  yang sukses dalam bidang ekonomi. Kesuksesan ekonomi ini bida mendorong keberhasilan reproduktif. Kecerdasan Yahudi Ashkenazi telah menyumbnang pemikiran dalam kehidupan budaya barat seperti yang tampak pada sosok-sosok Sigmund Freud, Albert Einstein, Mehler, Woody Allen, dan Jerry Stanfeld. Dasar-dasar kecerdasan Yahudi tersebut adalah tradisi keluarga, agama, sejarah, dan budaya. Bukan darah keturunan, DNA, ataupun percampuran gen.

Menjadi orang-orang pilihan Tuhan juga tidak menjadikan Yahudi cerdas dan superior. Hanya ada 14 juta orang Yahudi di dunia. Sekitar 7 juta orang berada di Amerika, 5 juta di Asia, 2 juta di Eropa, dan 100.000 orang di Afrika. Selalu ada satu orang Yahudi di tengah 100 Muslim. Tapi, orang Yahudi 100 kali lebih berkuasa dibanding orang-orang Islam. Yesus dari Nazareth, Paul Samuelson, dan Milton Friedman, adalah orang-orang Yahudi. 

Begitu juga dengan intelektual-intelektual berikut ini:
  1. Benjamin Rubin dan Jonas Salk (penemu vaksin polio)
  2. Albert Sabin (pengembang vaksin polio)
  3. Gertrud Elion (penemu obat anti leukemia)
  4. Baruch Blumberg (penemu vaksin Hepatitis B)
  5. Paul Ehrlich (penemu cara penyembuhan penyakit sifilis)
  6. Bernard Katz (pemenang hadian nobel dalam bidang transmisi neuromouscular)
  7. Andrew Schally (pemenang nobel dalam endokrinologi)
  8. Aaron Beck (penemu terapi kognitif)
  9. Gregory Pincus (penemu pil kontrasepsi oral)
  10. George Wald (penemu sistem pengobatan mata)
  11. Stanley Cohen (pemenang nobel embriologi)
  12. Stanley Mezor (penemu micro-processing chip)
  13. Peter Schultz (kabel fiber optik)
  14. Charles Adler (lampu lalu lintas)
  15. Benno Strauss (baja stenless)
  16. Isador Kisee (film bersuara)
  17. Emile Berliner (mikrofon telepon)
  18. Charles Ginsburg (videotape recorder)
Sementara daftar para wirausahawan dan pebisnis dari kalangan Yahudi antara lain:
  1. Ralph Lauren (Polo)
  2. Levi Strauss (Levi's Jeans)
  3. Howard Schultz (Starbuck's)
  4. Sergey Brin (Google)
  5. Micheal Dell (Dell Computer)
  6. Larry Ellison (Oracle)
  7. Donna Karan (DKNY)
  8. Irv Robbins (Baskins & Robbins)
  9. Bill Rosenberg (Dunkin Donuts

Pejabat, Politisi, dan Akademisi dari Kalangan Yahudi:
  1. Ricahrd Levin (Rektor Yale University)
  2. Henry Kissinger (Sekretaris Negara AS)
  3. Alan Greenspan (pejabat penting di masa pemerintah Reagen, Bush, Clinton, dan Bush Jr.)
  4. Josep Lieberman (Sekretaris Negara AS)
  5. Medeleina Albright (Sekretaris Negara AS)
  6. Casper Weinberger (Sekretaris Pertahanan AS)
  7. Maxim Litvinov (Menlu Uni Soviet)
  8. David Marshal (PM Singapura yang pertama)
  9. Isaac Isaacs (Gubernur Jenderal Australia)
  10. Benjamin Disraeli (Pengarang dan pejabat dari Inggris)
  11. Yevgeny Primakov ( PM Rusia)
  12. Barry Goldwater (Presiden Portugal)
  13. Jorge Sampaio (Presiden Portugal)
  14. John Deustsch (Direktur CIA)
  15. Hery Gray (Wakil PM Kanada)
  16. Pierre Mendes (PM Prancis)
  17. Micheal Howard (Sekretaris Negara Inggris)
  18. Brouno Kreisky (Kanselir Austria)
  19. Robert Rubin (Sekretaris Keuangan AS)
  20. George Soros (filantropis)




Bukan hanya itu, di AS hampir 90 persen pekerja film mulai dari sutradara, produser, editor, artis, dan krunya adalah orang-orang Yahudi. Luasnya keterlibatan orang-orang Yahudi di Industri ini membuktikan bahwa mereka sangat mendominasi perfilman Amerika dan bahkan dunia. Kaum Yahudi juga memperkuat pengaruhnya lewat dominasi kantor berita, media massa, perfilman, keuangan, dan lembaga dunia. Beberapa artis dan sutradara film yang berlatar belakang Yahudi:
  1. Harrison Ford
  2. George Burns
  3. Tony Curtis
  4. Charles Bronson
  5. Sandra Bullock
  6. Billy Crystal
  7. Woody Allen
  8. Paul Newman
  9. Peter Sellers
  10. Dustin Hoffman
  11. Micheal Douglas
  12. Ben Kingsley
  13. Kirk Douglas
  14. Goldie Hawn
  15. Cary Grant
  16. William Shatner
  17. Jerry Lewis
  18. Peter Falk
  19. Stevien Spielberg
  20. Mel Brooks
  21. Oliver Stone
  22. Aaron Spelling
  23. Neil Simon
  24. Andrew Vaina
  25. Micheal Man
  26. Milos Forman
  27. Douglas Fairbanks
  28. Ivan Reitman
Beberapa media yang dinaungi orang Yahudi:
  1. The New York Times (terbit sejak 1941)
  2. The Wall Street Journal
  3. The Washington Post
  4. The Times (Inggris)
  5. The Daily Express (Inggris)
  6. The New Chronicle (Inggris)
  7. The Daily Mail (Inggris)
  8. The Observer (Inggris)
  9. The Mirror (Inggris)
  10. The Sun (Inggris
  11. Time
  12. Newsweek
  13. U.S. News & World Report
  14. Time Warner Communication
  15. Reuters
  16. Associated Press
  17. International  News Service
  18. United Press International
  19. The Sunday Times
  20. The Chicago
  21. Sun Times
  22. The City Magazine
  23. American Broadcasting Company (ABC)
  24. Columbia Broadcasting System (CBS)
  25. Cable News Network (CNN)
  26. Fox Company (William Fox)
  27. Golden Company (Samuel Golden)
  28. Metro Company (Lewis Mayer)
  29. Warner & Bross Company (Harny Warner)
  30. Paramount Company (Hod Dixon)
  31. Walt Disney Company (Micheal Eisner)
  32. Walt Disney Television
  33. Buena Vista Television
  34. Walt Disney Picture Group (Joe Roth)
  35. Toucstone Pictures
  36. Hollywood Pictures
  37. Caravan Pictures
  38. Miramax Films
  39. Random House
  40. Simon & Schuester
  41. Time Inc. Book. Co
  42. Western Publishing


****

Charles Murray (pengarang buku The Bell Curve) menyelidiki Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru untuk mengetahui rahasia kecerdasan kaum Yahudi. Menurut Murray, faktor-faktor penyebabnya adalah unsur genetika dan bukan faktor lingkungan. Orang Yahudi, khususnya yang berada di Eropa Tengah dan Barat, selama berabad-abad telah menyeleksi pasangan hidup dan menggabungkan berbagai gen untuk menghasilkan anak-anak yang cerdas. Menurut Murray lagi, selama sekitar satu abad kaum Yahudi telah secara efektif bebas buta huruf. Lebih dari itu, selama berabad-abad kaum laki-laki Yahudi mempelajari hukum dan membacanya untuk mempraktikan keyakinan mereka dan mengajarkan pada anak-anak mereka. Murray berspekulasi bahwa banyak orang Yahudi yang tidak cerdas, tidak bisa membaca dengan baik, lalu berusaha mengatasinya.

Ketika bangsa Israel kembali lebih dari satu abad kemudian, banyak dari mereka yang mati terbunuh, menikah dengan orang asing dan diusir orang lain. Tapi mereka tetap menyisakan orang-orangnya yang cerdas. Hingga sekarang jumlah besar orang Yahudi terus berusaha menikah dengan sesama mereka dan menolak berasimilasi dengan tetangga-tetangga mereka. Murray bertanya, kenapa suatu suku yang hidup pada zaman Musa di lingkungan yang sama seperti orang Nomaden di Timur Tengah lainnya justru bisa cerdas sedangkan yang lain tidak? Jawabannya, menurut dia, mungkin berasal dari keyakinan awal kaum Yahudi bahwa mereka adalah orang-orang pilihan Tuhan. Juga karena mereka punya tujuh sukses kunci kesuksesan yaitu:
1. Memahami bahwa pengetahuan adalah kekayaan yang paling nyata.
2. Jaga dirimu sendiri dan mereka akan menjagamu.
3. Orang-orang yang sukses adalah kalangan profesional dan wirausahawan.
4. Kembangkan kepercayaan dirimu.
5. Selektif
6. Banggalah jadi diri sendiri, tingkatkan kreatifitas.
7. Buktikanlah sesuatu.

Semuanya itu punya akar dalam sejarah bangsa Yahudi. Tidak satu pun dari rahasia-rahasia tersebut berdiri sendiri. Semuanya saling berkaitan. Tentu saja pendidikan sangat penting tapi pendidikan bagus saja tidak sepenuhnya mendorong kesuksesan. Ada pepatah yang mengatakan bahwa kaum Yahudi punya faktor kesuksesan yang lebih banyak dari sekedar pendidikan atau usia. Diantara keluarga-keluarga yang dikepalai oleh laki-laki dengan pengalaman pendidikan lebih dari 4 tahun di perguruan tinggi dan berusia sekitar 35-40 tahun, orang-orang Yahudi masih punya pendapatan 75 persen lebih tinggi dibanding demografi yang sama secara nasional. Perbedaan-perbedaan kualitatif dan kultural tidak termasuk ke dalam sumbangan statistik terhadap kesuksesan mereka. Jika hanya terdapat dua kunci kesuksesan, maka kesuksesan bangsa Yahudi sudah muncul bertahun-tahun yang lalu.

Kenapa orang Yahudi banyak yang kaya? Menurut bangsa Yahudi, kekayaan itu baik. Hidup miskin itu tragis. Juga, apakah diskriminasi justru meningkatkan kecerdasan kaum Yahudi? Albert Einsten, Sigmund Frued, Leonard Bernstein, Saul Bellow, adalah orang Yahudi Eropa. Kelompok etnis Yahudi Ashkenazi, misalnya, dianugrahi kecerdasan yang luar biasa. Kelompok etnis menyebar dari komunitas-komunitas Yahudi di Jerman, Austria, Polandia, dan Eropa Timur sejak abad ke-10. Kini jumlah mereka adalah 80 persen dari seluruh Yahudi di dunia.

Yahudi Ashkenazi punya IQ yang paling tinggi dibanding kelompok etnis lainnya, 12-15 poin di atas skor bangsa Eropa. Mereka juga menguasai berbagai bidang dan mempunyai kemampuan kognitif yang tinggi. Misalnya, orang-orang Yahudi kelahiran menguasai 27 persen pemenang Nobel AS untuk ilmu pengetahuan, namun jumlah mereka hanya sekitar 3 persen dari seluruh penduduk Amerika,

Sebagai suatu hasil pengajaran pada anak-anak mereka tentang bagaimana cara membaca, orang Yahudi lama sudah menjadi kalangan yang paling  melek bacaan di muka bumi. Kaum Yahudi sibuk menyebarkan bacaan dan saling belajar di antara mereka ketika orang-orang Kristen mencemaskan munculnya penduduk yang terdidik dengan baik dan hanya elite-elite mereka yang melek pengetahuan. Orang Kristen yang pintar tidak bisa menikmati kebebesan intelektual. Sementara diskusi dan beradu pendapat telah menjadi gaya hidup  kaum Yahudi. Tidak heran jika begitu banyak orang Yahudi yang menjadi pengacara dan ahli-ahli hukum.

Atmosfer pembelajaran dan pengetahuan berkembang di kalangan Yahudi. Mereka mendasarkannya pada gaya hidup keseharian, Tuhan yang sama, dan intelektualisme. Mereka sangat menyukai olahraga dan tidak belajar atau mempraktekan peperangan. Bangsa Yahudi tidak mau melakukan pekerjaan yang sia-sia. Tidak ada orang lain mengembangkan budaya seperti mereka selain bangsa Yahudi.

Selain melek aksara, mereka juga intelek. Budaya membaca, berdiskusi dan belajar adalah stimulasi yang dibutuhkan oleh kaum Yahudi meningkatkan kecerdasan mereka. Adalah fakta bahwa kecerdasan kaum Yahudi bergantung pada berapa banyak waktu belajar yang berkualitas yang disediakan oleh orangtua pada tiga tahun pertama pertumbuhan anak-anak mereka. Kaum Yahudi percaya bahwa daya tahan hidup mereka tergantung pada kecerdasan mereka. Siswa-siswa Yahudi harus menjadi yang terbaik dan terpintar.

Sumber: Rahasia Kecerdasan Yahudi _ A. Maheswara





0 Response to "Rahasia Kecerdasan Yahudi"

Post a Comment