Syahdan, ada seorang saudagar kaya raya yang banyak melakukan perjalanan keliling negeri untuk berniaga. Ia mempunyai seorang istri yang sangat cantik. Ia sangat mencintai istrinya dan mencemburuinya karena cintanya itu. Maka dibelilanyalah seekor burung kakaktua. Burung itu bertugas memata-matai istrinya dan menyampaikan kepada tuannya apa saja yang terjadi ketika ia sedang tidak ada di rumah.
Suatu ketika, pada saat saudagar itu melakukan perjalanan jauh seperti biasanya, istrinya melakukan perselingkuhan dengan seorang pemuda tampan. Mereka melakukan hubungan layaknya suami istri selama si saudagar sedang berlayar.
Ketika saudagar itu tiba dari pelayarannya, burung kakaktua itu memberitahukan kepadanya semua yang telah diperbuat oleh istrinya selama kepergiaannya. Bukan main marah dan gusar hati si saudagar mendengar laporan burung kakaktua tersebut. Ia bermaksud akan menghukum dan membunuh istrinya yang tidak setia itu. Tetapi istrinya tidak kehilangan akal, ia berkilah: "Bang takutlah kepada Tuhan dan berpikirlah yang jernih. Apakah burung itu mempunyai akal dan pemahaman! Jika abang ingin bukti apakah burung itu berkata benar atau dusta, maka malam ini abang pergilah tidur di rumah salah satu teman abang. Besok abang pulang kembali. Kemudian bertanyalah kepada burung itu apa yang terjadi semalam. Nanti abang akan tahu, apakah ia berkata benar atau dusta".
Laki-laki itu menurut omongan istrinya, lalu ia pergi ke rumah salah seorang temannya dan menginap di sana. Malam itu, istri saudagar itu membuat tipu daya untuk mengelabuhi burung tersebut. Diambilnya sepotong kain lalu ditutupinya sangkar burung itu dengannya. Kemudian ia memercikkan air ke tutup sangkar itu dan mengipasinya dengan kipas angin. Lalu didekatkanya cahaya lampu sambil digoyang-goyangkannya, seolah-olah cahaya kilat menyambar-nyambar. Kemudian diputarnya gilingan tepung, sehingga muncul seperti suara guruh dan petir. Begitu dilakukannya hingga masuk waktu fajar.
Keesokan harinya, ketika suaminya pulang, wanita itu berkata kepadanya: "Coba sekarang abang tanya burung kakaktua itu! Laki-laki itu mendekati sangkar burung kakaktua lalu menanyakan apa yang terjadi semalam. Burung itu menjawab: "Tuan....siapa yang bisa melihat dan mendengar tadi malam itu?" "Memangnya ada apa ?" tanya laki-laki itu. Burung itu menjawab: "Tuan...tadi malam turun hujan dengan sangat deras disertai kilat dan guruh silih berganti!" Laki-laki itu marah dan berteriak: "Engkau dusta! Tadi malam tidak terjadi sama sekali apa yang kau katakan itu". Burung itu Menjawab: "Saya tidak memberitahukan kepada tuan selain dari apa yang lihat, saya saksikan, dan saya dengar!"
Akhirnya saudagar itu tidak mempercayai lagi apa-apa yang disampaikan oleh burung kakaktua tersebut. Ia merasa menyesal telah menuduh istrinya berbuat serong. Maka ia lalu mendekati istrinya dan berusaha untuk berbaikan kembali dengannya. Tetapi istrinya berkata: "Saya tidak mau berbaikan kembali, kecuali jika abang mau menyembelih burung itu karena telah membuat berita dusta terhadapku". Maka laki-laki itu mengambil burung kakak tua tersebut lalu menyembelihnya.
Beberapa hari lewat sejak kejadian itu, secara tidak sengaja, laki-laki itu melihat seorang anak muda keluar dari rumahnya. Maka tahulah ia kini bahwa omongan burung kakaktua tempo hari itu adalah benar dan istrinyalah yang telah berdusta. Bukan main menyesal hatinya telah membunuh burung kesayangan itu. Maka dengan perasaan dongkol yang meledak-ledak, ia masuk ke dalam rumah dan mengusir istrinya dari rumah.
Renungan:
Berhati-hatilah terhadap tipu muslihat wanita!
0 Response to "Wanita dan Burung Kakaktua"
Post a Comment