(1) Generatio spontanea
Enam abad sebelum masehi para ahli filsafat Ionia (Orang Yunani) berpendapat bahwa organisme hidup berasal dari lendir laut. Penduduk Ionia percaya bahwa segala yang ada di alam semesta ini hidup pada lendir laut sebagai tempat permulaan itu hanya kebetulan laut merupakan tempat yang serasi bagi benih-benih kehidupan (yang menurut gambaran mereka beterbangan di udara seperti debu) untuk memapankan diri dan mulai membentuk organisme yang dapat hidup dan kasat mata.
Beberapa abad kemudian Aristoteles mengikuti jejak penduduk Ionia. Ia berpendapat bahwa binatang muncul tidak dari binatang lain saja, tetapi dari benda mati melalui campur tangan “nyawa” yang merupakan milik empat unsur, yaitu udara, air, api, dan tanah. Pada hakikatnya Aristoteles mengatakan bahwa kehidupan dapat timbul dari lendir atau sembarang bahan yang kelihatannya mati, kalau bahan tersebut dijiwai oleh unsur di atas akan menjadi hidup.
Aristoteles menerangkan terbentuknya kunang-kunang dari embun pagi dan lahirnya tikus dari tanah basah. Hal ini merupakan aliran yang omong kosong, tetapi dapat bertahan sampai 2000 tahun. Tokoh-tokoh gereja umumnya menerima pandangan Aristoteles dengan menambah unsur campur tangan Tuhan. Paham itu disebut generatio spontanea, yaitu makhluk hidup yang terbentuk secara spontan atau dengan sendirinya. hal itu sering disebut juga dengan abiogenesis, yaitu makhluk hidup yang terbentuk dari bukan makhluk hidup.
Ulat timbul dengan sendirinya dari bangkai tikus.
Cacing timbul dengan sendirinya dari dalam lumpur.
(2) Omne vivum ex ovo
Paham abiogenesis ditentang oleh seorang biolog bangsa Italia yang bernama Francesco Redi (1626-1697). Dia membuktikan bahwa ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat yang terletak pada bangkai tikus tersebut. Dari berbagai percobaannya yang serupa, ia menyimpulkan bahwa asal mula kehidupan adalah telur omne vivum ex ovo.
Lazzaro Spallanzani (1729 – 1799) juga ahli dari Italia melalui percobaannya terhadap kaldu membuktikan bahwa jasad renik (mikroorganisme) yang mencemari kaldu dapat membusukkan kaldu. Apabila kaldu ditutup rapat setelah mendidih, akan terjadi pembusukan. Ia menyimpulkan bahwa adanya telur harus ada jasad hidup terlebih dahulu, maka muncul teori omne ovum ex vivo atau telur berasal dari makhluk hidup.
Louis Pateur (1822-1895), sarjana kimia Perancis, melanjutkan percobaan Spallanzani dengan percobaan berbagai mikroorganisme. Akhirnya, dia dapat menunjukkan bahwa harus ada kehidupan sebelumnya agar tumbuh kehidupan baru. Teori ini disebut omne vivum ex vivoyang disebut juga teori biogenesisdengan konsep dasar bahwa kehidupan itu berasal dari kehidupan juga. Dengan teori itu, teori agiogenesis ditinggalkan orang. Sebenarnya, teori ini belum menunjukkan asal mula kehidupan, tetapi merupakan perkembangan.
Ada pendapat lain yang mengatakan bahwa makhluk hidup di bumi ini asal-usulnya dari luar bumi, mungkin dari planet lain. Benda hidup yang datang ini mungkin berbentuk spora yang aktif jatuh ke bumi, lalu berkembang biak, Hal itu disebut teori cosmozoa. Pendapat itu terlalu lemah karena tidak didukung fakta. Dengan demikian, asal mula kehidupan mulai berkembang menjadi masalah yang belum terungkap, tetapi hampir semua ahli berpendapat bahwa asal mula kehidupan itu timbul di bumi kita ini bukan dari angkasa luar.
Harold Urey (1893), seorang ahli kimia Amerika Serikat, mengemukakan bahwa atmosfir bumi pada mulanya kaya akan gas metana (CH4), amoniak (NH3), hidrogen (H2) dan Air (H2O). Zat itu merupakan unsur penting yangterdapat dalam tubuh makhluk hidup. Karena diduga ada energi dari aliran listrik halilintar dan radiasi sinar kosmos, unsur itu mengadakan reaksi kimia membentuk zat hidup. Zat hidup itu mula-mula terbentuknya kira-kira sama dengan virus yang kita kenal sekarang. Zat itu berjuta-juta tahun berkembang menjadi berbagai jenis organisme.
(7) Teori Opatin – Haldane
A.I. Oparin adalah ahli biologi berkebangsaan Rusia. Pada tahun 1924 ia mempublikasikan pendapatnya tentang asal mula kehidupan. Dia menyatakan bahwa makhluk hidup terjadi dari senyawa kimia, dan pada waktu itu di atmosfer belum ada oksigen bebas. Pendapat Oparin mendapat dukungan dari J.B.S. Haldane ahli biologi berkebangsaan Inggris. Pada tahun 1936 Opari berpendapat bahwa makhluk hidup terjadi dari hasil reaksi kimia antara molekul-molekul di dalam lautan yag panas. Lautan yang terbentuk pada mulanya bersuhu tinggi sehingga energinya dapat digunakan untuk berlangsungnya reaksi kimia. Hasil reaksi kimia membentuk semacam uap yang terdiri atas bahan organik, yaitu sebagai bahan pembentuk sel. Pendapat Oparin, Haldane dan Harold Urey, dapat dipandang sebagai hipotesis yang menyatakan adanya evolusi kimia yang mengarah pada terbentuknya makhluk hidup.
Pada tahun 1953 hipotesis tentang evolusi kimia tersebut mendapat dukungan oleh Stanley Miller, seorang mahasiswa Amerika di bawah bimbingan Harold Urey, dia membuat percobaan dengan menyalakan bunga api listrik di dalam tabung yang berisi amonia, metana, air, dan hidrogen. Kemudian, bahan di dalam tabung tersebut dianalisis dan diperoleh senyawa asam amino yang diduga merupakan bahan dasar kehidupan.
0 Response to "Asal-Usul Kehidupan di Bumi"
Post a Comment