Organisasi-Organisasi Islam di Nusantara


Berdirinya organisasi-organisasi Islam didasarkan pada keinginan umat Islam untuk lepas dari penjajahan. Corak pergerakan organisasi-organisasi Islam sangat beragam mulai yang bercorak keagamaan, sosial, maupun politik.

Organisasi-organisasi Islam yang memberi pengaruh terhadap perkembangan ajaran Islam di Indonesia antara lain Sarekat Dagang Indonesia yang berganti menjadi Sarekat Islam, Muhammadiyah, Nahdatul Ulama, al-Irsyad, dan Persis.

Organisasi Islam

a. Sarekat Islam
Organisasi ini didirikan pada tanggal 10 September 1912. Sarekat Islam (SI) tumbuh dari organisasi pendahulunya yang bernama Sarekat Dagang Islam (SDI) yang didirikan oleh Haji Samanhudi. Sebenarnya, organisasi itu sudah mulai tumbuh sejak tahun 1909 di bawah pimpinan R.M. Tirtodisurjo yang beranggotakan para pedagang Islam. Organisasi ini untuk masanya sangat modern dengan jumlah anggota menyebar di beberapa kepulauan Nusantara. (Ensiklopedi Islam untuk Pelajar 5. 2001. Halaman 72)

b. Muhammadiyah
Muhammadiyah adalah salah satu organisasi Islam di Indonesia. Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 8 Zulhijah 1330 Hijriah (tanggal 18 November 1912). Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi yang telah mengembuskan jiwa pembaruan pemikiran Islam di Indonesia dan bergerak di berbagai bidang kehidupan umat.

c. Jong Islamieten Bond (JIB)
Jong Islamieten Bond (JIB) merupakan salah satu organisasi Islam yang anggotanya sebagian besar dari golongan elite berpendidikan Barat yang tetap berpegang teguh pada prinsip keislaman. Jong Islamieten Bond (JIB) didirikan di Jakarta pada tahun 1925 oleh para pemuda pelajar Islam. (Ensiklopedi Islam untuk Pelajar 3. 2001. Halaman 61)

d. Nahdatul Ulama
Nahdatul Ulama (NU) secara bahasa berarti kebangkitan ulama. Organisasi ini didirikan pada tanggal 16 Rajab 1344 (31 Januari 1926) di Surabaya atas prakarsa K.H. Hasyim Asy’ari dan K.H. Abdul Wahab Hasbullah. Tujuan didirikan organisasi ini untuk memperjuangkan berlakunya ajaran Islam yang berhaluan ahlusunah waljamaah dan menganut mazhab empat, yaitu Hanafi, Maliki, Syafi’i, dan Hambali, dalam wadah negara kesatuan. (Ensiklopedi Islam untuk Pelajar 4. 2001. Halaman 109–110)

e. Al-Irsyad
Organisasi al-Irsyad bergerak dalam bidang pendidikan dan sosial keagamaan. Organisasi ini didirikan di Jakarta pada tahun 1914. Para pendirinya sebagian besar pedagang, pengusaha, dan ulama keturunan suku Arab. Di antaranya Ahmad Soorkati, Umar Manggus, Saleh bin Ubaid, Sayid bin Salim Masyhabi, Salim bin Umar Balfas, Abdullah Harharah, Umar bin Saleh, dan Nahdi.

f. Persatuan Islam (Persis)
Organisasi Islam di Indonesia yang mempunyai tujuan utama untuk memberlakukan hukum Islam berdasarkan Al-Qur’an dan hadis di masyarakat. Persis didirikan di Bandung pada tanggal 17 September 1923 oleh K.H. Zamzam. Organisasi ini berusaha keras untuk mengembalikan kaum muslimin pada ajaran Al-Qur’an dan hadis, menghidupkan jihad dan ijtihad, membasmi bid‘ah, khurafat, takhayul, taklid, dan syirik, memperluas tablig serta dakwah Islam kepada segenap masyarakat, mendirikan pesantren dan sekolah untuk mendidik kader Islam. (Ensiklopedi Islam untuk Pelajar 5. 2001. Halaman 16)

g. Persatuan Tarbiyah Islamiah (Perti)
Sebuah organisasi keagamaan yang didirikan pada tanggal 20 Mei 1930 di Candung (10 km di sebelah timur Bukittinggi). Gagasan untuk membentuk wadah ini dilatarbelakangi oleh perkembangan paham keagamaan di Sumatra Barat pada awal abad XX. Perkembangan itu digerakkan oleh kaum muda untuk mengubah tradisi, terutama gerakan tarekat.

Beberapa bidang yang telah disebutkan di atas semakin lama mengalami perkembangan. Dengan alasan ini, jelaslah bahwa ajaranajaran bersifat terbuka untuk menerima perubahan zaman. Hal ini tentu memudahkan umat Islam dalam menerapkan berbagai ajaran Islam dalam proses pembangunan bangsa.

Peran serta umat Islam dalam pembangunan bangsa tentu sudah tidak diragukan lagi. Semenjak zaman kolonial, umat Islam tampil sebagai penggagas lahirnya kemerdekaan bangsa. Demikian halnya setelah kolonial mampu ditumpas, bukan berarti umat Islam tinggal diam. Umat Islam tetap terus berperan dalam pembangunan, mulai masa Orde Lama, Orde Baru, bahkan Orde Reformasi sekarang ini.


0 Response to "Organisasi-Organisasi Islam di Nusantara"

Post a Comment