Sebuah literatur kuno Arab berjudul Ajaib al-Hind yang ditulis oleh Buzurg bin Shahriyar al-Hurmuzi pada tahun 1000 Masehi memberikan gambaran adanya perkampungan muslim di wilayah Kerajaan Sriwijaya. Dalam catatan duta-duta Islam tersebut nama Zabaj atau Sribuza yang lebih dikenal sebagai Sriwijaya. Interaksi ini tidak mengherankan mengingat zaman itu adalah masa keemasan Sriwijaya.
Salah satu hubungan baik yang tercatat adalah adanya korespondensi antara Raja Sriwijaya, yaitu Shri Indravarman dengan Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Ibnu Abdir Rabih dalam karyanya al-Iqdul Faridyang dikutip oleh Azyumardi Azra dalam bukunya Jaringan Ulama Timur Tengah dan Kepulauan Nusantara Abad XVII dan XVIII menyebutkan korespondensi tersebut. Dalam hal ini Raja Shri Indravarman mengirimkan surat kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang isinya sebagai berikut. ”Dari raja diraja yang adalah keturunan seribu raja; yang istrinya juga cucu seribu raja; yang di kandang binatangnya terdapat seribu gajah; yang di wilayahnya terdapat dua sungai yang mengairi pohon gaharu, bumbu-bumbu wewangian, pala, dan kapur barus yang semerbak wanginya hingga menjangkaui jarak 12 mil; kepada Raja Arab yang tidak menyekutukan tuhan-tuhan lain dengan Tuhan. Saya telah mengirimkan kepada Anda hadiah yang sebenarnya merupakan hadiah yang tidak begitu banyak, tetapi sekadar tanda persahabatan. Saya ingin Anda mengirimkan kepada saya seseorang yang dapat mengajarkan Islam kepada saya dan menjelaskan kepada saya tentang hukum-hukumnya.”
Itulah antara lain bunyi surat Raja Shri Indravarman kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Tidak jelas apakah selanjutnya Shri Indravarman memeluk agama Islam. Meskipun demikian, hubungan korespondensi tersebut menunjukkan adanya hubungan yang baik antara muslim Arab dengan penduduk pribumi Nusantara.
0 Response to "Surat Raja Sriwijaya Kepada Khalifah Umar bin Abdul Aziz "
Post a Comment