Peristiwa Sebelum Proklamasi Kemerdekaan


Sebelum Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya, ada beberapa peristiwa penting yang terjadi. Peristiwa-peristiwa tersebut adalah kekalahan Jepang dari sekutu dan peristiwa Rengasdengklok.

1. Kekalahan Jepang dari Sekutu
Menjelang proklamasi kemerdekaan, pejuangan rakyat Indonesia semakin memuncak. Semangat akyat Indonesia semakin menyala-nyala sejak rakyat Indonesia mendengar kekalahan Jepang terhadap sekutu. Penyebab kekalahan Jepang adalah keberhasilan sekutu dalam memborbadir kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akbatnya, Jepang menyerah kalah kepada sekutu pada tanggal 15 Agustus 1945. Pada tanggal 9 Agustus 1945, Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta dan dr. Rajiman Wediodiningrat berangkat ke Dalat, Vietnam. Kedatangan mereka ke Dalat untuk memenuhi undangan penguasa perang tertinggi di Asia Tenggara, yaitu Marsekal Terauci. Di Dalat ketiga pemimpin Indonesia tersebut diberitahu tentang keputusan pemerintah Jepang untuk memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Untuk pelaksanaannya dilakukan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).


2. Peristiwa Rengasdengklok
Golongan pemuda tidak menerima keputusan Ir. Sukarno yang menolak melakukan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 16 Agustus 1945. Kemudian, mereka mengadakan pertemuan di Gedung Bakteriologi di Jalan Pegangsaan Timur. Rapat yang dipimpin oleh Chaerul Saleh ini dihadiri oleh beberapa tokoh pemuda seperti Sutan Syahrir, Wikana, Armansyah, Subadio, Darwis, Adam Malik, dan Singgih. Rapat tersebut menghasilkan keputusan untuk mengajukan kepada golongan tua agar segera menyatakan proklamasi kemerdekaan Indonesia.


Pada hari itu juga, yaitu 15 Agustus 1945 pukul 22.00, utusan pemuda yang diwakili oleh Wikana dan Darwis didampingi oleh Shodanco Singgih menghadap Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta. Mereka kembali meminta tokoh dari golongan tua tersebut untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada esok hari, yaitu 16 Agustus 1945. Permintaan mereka tetap tidak dapat dipenuhi oleh golongan tua.

Golongan muda merasa tidak puas atas tindakan kedua tokoh tersebut. Karenanya, mereka mengadakan rapat kembali di Asrama Baperpi yang terletak di Jalan Cikini 71. Rapat yang diadakan sekitar pukul 24.00 tersebut menghasilkan keputusan golongan muda akan membawa Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok dengan tujuan agar kedua tokoh tersebut segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia tanpa pengaruh Jepang. Pada pukul 04.00 dini hari (16 Agustus 1945), kelompok pemuda seperti Sukarni, Chaerul Saleh, Yusuf Kunto, dan Singgih membawa Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta ke Rengasdengklok, Karawang.

Pada hari yang sama juga terjadi pertemuan antara golongan muda dan golongan tua di Jakarta. Golongan muda diwakili oleh Wikana, sedangkan golongan tua diwakili oleh Ahmad Subarjo. Selain itu, ada pula Yusuf Kunto dari PETA. Mereka sepakat untuk membawa kembali Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta ke Jakarta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan. Pukul 16.00 sore hari Ahmad Subarjo diantar oleh Yusuf Kunto pergi ke Rengasdengklok. Ahmad Subarjo memberi jaminan kepada para pemuda bahwa proklamasi akan dilaksanakan pada 17 Agustus 1945 di Jakarta selambat lambatnya pukul 12.00 WIB. Kemudian, rombongan pun kembali ke Jakarta sekitar pukul 21.00 dengan menggunakan tiga buah mobil.


0 Response to "Peristiwa Sebelum Proklamasi Kemerdekaan"

Post a Comment