Manusia dianugerahi oleh Tuhan berupa empat potensi, yaitu tubuh, akal, hati, dan jiwa. Dengan keempat potensi itu manusia memiliki empat macam kecerdasan. Keempat kecerdasan itu adalah sebagai berikut.
a. Kecerdasan Fisik atau Tubuh (Physical Intelligence atau Physical Quotient/PQ)
Kecerdasan itu tidak hanya dimiliki oleh akal, tetapi tubuh kita juga memiliki kecerdasan. Seringkali kita tidak menyadari dan tidak memperhitungkan hal ini. Agar kita bisa menyadari hal itu, coba kita renungkan pertanyaan ini. Apa yang bisa dilakukan oleh tubuh, tanpa usaha sadar dari diri kita? Apakah kita selalu memerintah tubuh untuk bernapas? Apakah kita selalu memerintah tubuh untuk mengatur peredaran tubuh?
Ya, ternyata tanpa kita perintah, tubuh menjalankan sistem pernafasan, peredaran darah, sistem saraf, dan sistem-sistem vital lainnya. Tanpa kita sadari atau kita perintah, tubuh terusmenerus memantau lingkungannya, menghancurkan sel pembawa penyakit, mengganti sel yang rusak, dan melawan unsur-unsur yang mengganggu kelangsungan hidup. Kecerdasan yang dimiliki oleh tubuh inilah yang dinamakan kecerdasan tubuh. Kecerdasan tubuh seperti itu tidak tumbuh dengan sendirinya dan juga tidak dengan usaha kita secara sadar. Tuhan Yang Mahakuasa telah menganugerahi potensi dan kecerdasan tubuh kepada setiap manusia. Oleh karena itu, kita wajib bersyukur kepada Tuhan, dengan cara menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan tubuh.
b. Kecerdasan Akal atau Mental (Intelligence Quotient/IQ)
Secara umum, kecerdasan itu milik akal manusia. Seorang yang pintar berhitung atau matematika sering disebut orang cerdas. Akan tetapi, sebenarnya akal manusia memiliki kemampuan lebih dari sekadar itu. Kecerdasan akal atau mental ialah kemampuan untuk menganalisis, menentukan hubungan sebab-akibat, berpikir secara abstrak, menggunakan bahasa, memvisualkan sesuatu, dan memahami sesuatu.
Dengan kecerdasan akal atau mental, manusia dapat mengembangkan kemampuannya dan kehidupannya. Berbeda dengan kecerdasan tubuh yang dimiliki manusia sejak lahir, kecerdasan akal ini perlu dikembangkan atau ditingkatkan terus menerus. Coba kita renungkan. Ketika masih balita, kita belum memiliki kemampuan membaca, menulis, berhitung atau menjelaskan sesuatu. Sekarang kita bisa melakukan semua itu, karena kita memiliki kecerdasan mental atau kecerdasan otak.
c. Kecerdasan Emosi atau Perasaan (Emotional Quotient/EQ)
Kecerdasan emosional ialah pengetahuan mengenai diri sendiri, kesadaran diri, kepekaan sosial, empati, dan kemampuan untuk berinteraksi secara baik dengan orang lain. Kecerdasan emosi merupakan kepekaan mengenai waktu yang tepat, kepatutan secara sosial, dan keberanian untuk mengakui kelemahan, serta menyatakan dan menghormati perbedaan.
Kecerdasan emosi ini sering disebut juga kecerdasan yang bersumber pada kemampuan otak kanan. Sementara itu, otak kiri merupakan sumber kecerdasan akal atau mental. Kita harus bisa menyeimbangkan dan menyelaraskan kerja dua belahan otak itu dalam mengembangkan dan memanfaatkannya. Penggabungan selaras antara pemikiran (akal) dan perasaan (emosi) akan menciptakan keseimbangan penilaian dan kebijaksanaan dalam hidup ini. Dengan kecerdasan akal, manusia mampu menciptakan teknologi yang maju. Hal ini menjadikan hidup manusia semakin berkembang maju.
d. Kecerdasan Jiwa atau Spiritual (Spiritual Quotient/SQ)
Kecerdasan jiwa atau spiritual menjadi pusat dan paling mendasar di antara kecerdasan yang lain, sebab kecerdasan ini menjadi sumber bimbingan atau pengarahan bagi ketiga kecerdasan yang lain. Manusia memiliki kecerdasan jiwa yang berupa kemampuan moralitas, seperti kejujuran, kebenaran, keadilan, dan sebagainya. Orang yang memiliki kecerdasan jiwa atau spiritual ini biasanya disebut sebagai orang yang berkepribadian baik atau orang saleh.
Menurut William Bloom, spiritual adalah keseluruhan realitas dan dimensi yang lebih besar, lebih kreatif, lebih penuh dengan rasa cinta, lebih kuat, lebih visioner, lebih bijak, dan lebih misterius daripada eksistensi manusiawi sehari-hari yang bersifat materialistik. Tak ada teologi atau sistem kepercayaan yang tak berhubungan dengan makna spiritual yang saya maksud ini.
Kecerdasan jiwa atau spiritual dapat disimbolkan dengan bintang yang selalu bercahaya dan selalu di atas. Jiwa manusia adalah cahaya atau pelita Tuhan. Kecerdasan tubuh, kecerdasan akal, dan kecerdasan emosi manusia bersumber dari dan diarahkan oleh kecerdasan jiwa atau spiritual yang wujudnya adalah nurani. Pada hakikatnya sumber kecerdasan adalah Sang Pencipta alam semesta ini yaitu Tuhan Yang Maha Esa.
Potensi kecerdasan adalah segala kemampuan yang ada pada diri manusia yang keberadaanya belum kelihatan, masih terbenam, dan tersusun rapi tersembunyi dalam diri kita. Potensi tersebut akan kelihatan setelah digali dan diupayakan kenampakannya dengan prestasi. Jadi, potensi selalu berhubungan dengan prestasi. Prestasi adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan, kerjakan, dan dihasilkan) oleh manusia. Prestasi besar merupakan hasil kerja dalam suatu bidang yang telah dicapai
dengan sangat mengagumkan, misalnya menciptakan teknologi baru, juara dalam suatu cabang olahraga.
Empat dimensi kecerdasan manusia tersebut saling berhubungan dan tumpang tindih. Kita tak akan bisa mengembangkan salah satunya tanpa memengaruhi yang lain. Bila kita dapat mengembangkan dan memanfaatkan keempat kecerdasan itu dengan baik, dalam dirimu akan muncul kepercayaan diri, keamanan, kekuatan batin, kemampuan untuk menjadi berani sekaligus penuh pertimbangan, dan otoritas moral pribadi.
0 Response to "Empat Potensi dan Kecerdasan Manusia yang Mengagumkan"
Post a Comment