Pada sekitar abad ke-16, agama Islam sudah berkembang di Indonesia. Sebagian masyarakat Indonesia telah memeluk agama Islam. Ada beberapa faktor yang memengaruhi dan mendukung perkembangan persebaran agama Islam di Indonesia, sehingga agama Islam cepat diterima masyarakat Indonesia, yaitu:
- Syarat masuk agama Islam cukup mudah, seseorang dianggap telah masuk Islam apabila mampu mengucapkan kalimat syahadat.
- Agama Islam tidak mengenal kasta. Agama Islam mengakui bahwa semua manusia sama di mata Tuhan.
- Upacara dalam agama Islam lebih sederhana.
- Agama Islam tidak menentang adat/tradisi yang sudah ada di Indonesia.
- Islam bersifat terbuka dalam arti penyebaran Islam dapat dilakukan oleh setiap muslim.
- Penyebaran Islam dilakukan secara damai.
- Ajaran Islam mengandung tasawuf (unsur-unsur mistik).
- Islam mengajarkan adanya kesejahteraan sosial.
- Jatuhnya Kerajaan Sriwijaya dan Majapahit memberikan keleluasaan bagi berkembangnya kekuasaan Islam.
- Peran para ulama sangat besar manfaatnya bagi perkembangan Islam di Indonesia.
Masuknya agama Islam atau proses Islamisasi di Indonesia melalui beberapa cara atau saluran, yaitu:
a. Saluran perdagangan
Sejak abad ke-7 para pedagang muslim dari Gujarat (India), Arab, dan Persia telah ikut ambil bagian dalam kegiatan perdagangan di Indonesia. Ini berarti telah terjadi hubungan masyarakat Indonesia dengan para pedagang Islam. Dengan demikian terjadilah perkawinan antara pedagang Islam dengan penduduk pribumi yang belum Islam. Hal ini akan melahirkan keluarga muslim, berkembang menjadi
masyarakat muslim, perkampungan muslim, dan seterusnya. Contohnya Kampung Pekojan (Koja artinya pedagang Gujarat).
b. Saluran perkawinan
Dipandang dari segi ekonomi, para pedagang Islam mempunyai status ekonomi yang lebih baik, sehingga penduduk pribumi, putri bangsawan menjadi tertarik kepada para pedagang Islam. Hal ini akan melahirkan keluarga muslim, berkembang menjadi masyarakat muslim, perkampungan muslim, dan seterusnya. Contoh Raden Rahmat (Sunan Ampel) menikah dengan Nyai Gede Manila (putri Tumenggung Wilatikta).
c. Saluran pendidikan
Para ulama, guru-guru agama, dan para Kiai mendirikan pondok pesantren yang mendidik para santri dididik tentang agama Islam. Kemudian, bila telah selesai mereka pulang ke kampung halamannya untuk berdakwah menyebarkan agama Islam kepada masyarakat sekelilingnya. Contoh Raden Rahmad mendirikan pesantren di Ampel, dekat Surabaya.
d. Saluran Kesenian
Penyebaran agama Islam melalui kesenian dapat dilakukan dengan pertunjukan seni gamelan seperti yang terjadi di Solo, Yogyakarta, dan Cirebon. Seni gamelan dapat mengundang masyarakat untuk berkumpul dan selanjutnya dilaksanakan dakwah-dakwah keagamaan. Contoh adanya acara sekatenan di Solo dan Yogyakarta berasal dari kata syahadatain (dua kalimat syahadat).
e. Saluran tasawuf
Tasawuf adalah ajaran ketuhanan yang telah dicampur dengan mistik-mistik magis. Pada ahli tasawuf biasanya memiliki keahlian yang dapat membantu kehidupan masyarakat, di antaranya ahli di dalam penyembuhan penyakit. Tokoh-tokoh tasawuf yang berperan dalam penyebaran agama Islam antara lain Sunan Bonang, Syekh Siti Jenar, Hamzah Fansuri, dan lain-lain.
f. Saluran politik
Pengaruh kekuasaan raja yang sangat besar perannya dalam proses Islamisasi. Misalnya: bila raja memeluk Islam maka akan mempermudah rakyatnya untuk masuk Islam. Hal ini sebagai hasil dari kebiasaan rakyat yang cenderung mengikuti keteladanan para penguasa atau rajanya.
0 Response to "Saluran-Saluran Islamisasi di Indonesia"
Post a Comment