Pengabdian Istri yang Rela dimadu


Aku begitu syukur mengenal mas ariel, dia suami yang benar-benar mencintaiku dan menerima aku apa adanya, kami menikah dan menempati rumah pemberian ibuku. Pernikahan kami sudah memasuki tahun ke-10, tapi tanda-tanda kehamilan itu tak pernah aku dapatkan. Doa dan periksa ke dokter sering kami lakukan tapi tuhan belum mempercayakan merawat seorang bayi untuku.

Hingga suatu hari aku dan mas ariel jalan-jalan ke kota, kami bertemu teman lama kami, mereka sudah memilik dua anak, tanpa kami sadari mereka bertanya kapan kami mempunyai seorang anak karena umur kami yang semakin tua, mas ariel hanya bisa tersenyum tanpa membalas, ku lihat di raut wajahnya begitu bahagianya dia melihat anak teman kami bermain dengan lincahnya. Hatiku perih melihat itu semua, tapi aku tak sanggup untuk melakukan apa-apa, karena aku tahu ini semua sudah takdir.



Semenjak pertemuan dengan temanku itu, ku lihat mas ariel sering melamun dan menyendiri, dia lebih sering menghabiskan waktu di rumah orang tuanya hanya untuk bercanda dengan keponakanya, aku pun tak bisa melarang, mas ariel telah berubah dia semakin jauh denganku suamiku telah hilang kehangatanya dalam rumahku.

Waktu jam menunjukan 12, mas ariel belum tidur juga ku lihat dia melihat majalah anak-anak sambil tersenyum sendiri, Aku hanya bisa meratapi ini semua, sehingga mendorongku ingin aku menyuruh mas ariel menikah lagi.

”Menikahlah...siapa tahu buah hati itu akan mas dapatkan, maafkan aku yang belum bisa memberimu seorang anak...” ujarku..tanpa aku sadari suamiku memelukku dia menangis dia tumpahkan perasaan yang selama ini mengganjal di hatinya, dia iri melihat teman-temannya bermain dan menggendong seorang anak.

Seketika kami pun bertangis-tangisan, semenjak itu aku pun mendorong suamiku menikah lagi, asal janji jangan pernah ceraikan aku nanti.

Setelah beberapa bulan
Suamiku menemukan tambatan hati barunya, dia wanita janda yang memilki 2 anak dengan suaminya yang dulu, kini baru ku tahu wanita itu mantan pacar SMA suamiku dulu. Pernikahan itu pun terjadi di rumahku aku hanya bisa mengintip di balik kelambu kamarku, disaksikan keluarga mas ariel dan keluarga wanita itu..pernikahan yang sederhana itu terlihat begitu bahagia, Ku intip suamiku saat ijab kabul..aku hanya bisa bisa menahan tangis takut orang lain tahu dan selesai pernikahan itu ku lihat mas ariel masuk berdua dengan istrinya di kamar sebelah kamarku tanpa menoleh ke aku. Lagi-lagi aku hanya bisa menangis di kamar sendirian.

Tiga Bulan pernikahan itu
Ku dengar kabar istrinya hamil. Ku lihat suamiku bergembira bahagia. Ku ucap selamat pada suamiku beserta istrinya..iya kami memang tinggal serumah tapi aku berusaha baik terhadap maduku.

Hinggal kehamilan di bulan yang ke tiga, suamiku mendapatkan pekerjaan di kantor negara... kebahagian kami berlimpah-ruah.

Tapi sayang, semua kebahagiaan itu tak pernah aku rasakan karena suamiku tiba-tiba berubah, sikapnya dingin terhadapku tapi tidak dengan wanita itu, suamiku semakin sayang dengan dia karena kehamilan dia yang semakin besar karena itulah wanita itu semakin tak terkendali…dia semakin ingin menguasai segala hal di rumah kami dia akan marah jika suamiku menyapaku dia akan marah jika uang bulanan diserahkan ke padaku, dia akan marah jika aku terlambat bangun untuk membikinkan sarapan untuk mereka, aku akan di maki bila mencuci pakaian mereka kurang bersih.

Mengetahui ini semua suamiku hanya diam tanpa membelaku sedikitpun. Kini aku merasa bagaikan budak di rumahku sendiri. aku tak sanggup untuk melawan karena aku yakin suamiku akan manyalahkan aku.

Tanpa ku sadari..hari itu saat aku membersihkan lantai ku lihat wanita itu berjalan ke luar dari kamarnya aku teriak ku kasih tahu lantai itu masih basah tapi terlambat dia terjatuh dan mengalami pendarahan seketika wanita itu teriak dan mengatakan aku sengaja ingin membunuh bayi mereka,,mas ariel yang kaget dan keluar dari kamar seketika menolong wanita itu dan mengangkatnya masuk ke kamar ku lihat di kedua kakinya mengeluarkan darah, tanpa aku sadari mas ariel datang menghampiriku dia menamparku dan menendangku hingga aku jatuh tersungkur dengan teriak dia katakan aku sengaja ingin membunuh bayinya karena aku iri.

Ya Allah cobaan apa lagi ini, aku tak sanggup membela karena karena itu tak berguna aku hanya bisa menangis tersungkur di tanah, tendangan demi tendangan aku terima kemarahan mas ariel membuat dia kalap, aku hanya bisa diam dan menangis sambil meminta maaf tapi tak dihiraukan. Pukulan dan tendangan itu berhenti seketika setelah Ambulance datang. Sebelum berangkat ke rumah sakit ku dengar ancaman mas ariel  ”awas jika terjadi sesuatu sama anakku ceraikan kamu..” seketika runtuh hati ini, air mata ini jatuh bak air terjun yang deras..

Kini aku baru tahu, tak ada gunanya aku bertahan, dengan sisa uang yang aku miliki aku pun bergegas ke salah satu penampungan di kotaku, kini aku hanya bisa berdoa semoga mereka bahagia tanpa aku di tengah-tengah mereka. Dan ku dengar lagi kabar bayi mereka lahir prematur tapi ku ucap syukur bayi itu sehat-sehat saja.

Semoga kau bahagia mas ariel dengan istri dan anakmu, biarlah aku jalani hidup sendiri di perantuan nanti.

Salam santun dan keep istiqomah …

Semoha bermanfaat
Silahkan dishare