Airlangga Raja Mataram Hindu


Airlangga sebagai Pewaris Wangsa Isyana
Raja terakhir dari Kerajaan Mataram Hindu  adalah Raja Wawa. Karena adanya bencana alam, maka pada tahun 929 M pusat pemerintahannya dipindahkan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Diperkirakan pada masa tersebut Gunung Merapi di perbatasan DI Yogyakarta dan Jawa Tengah meletus dengan dahsyat. Akhirnya Mpu Sendok memindahkan pusat kerajaan. Mpu Sendok adalah  menantu Raja Wawa.

Di Jawa Timur, Mpu Sendok kemudian membentuk keluarga baru yang diberi nama Wangsa Isyana. Salah seorang raja yang terkenal dari Wangsa Isyana adalah Darmawangsa. Pada saat mengadakan pesta pernikahan antara putrinya dengan Airlangga, tiba-tiba diserang oleh pasukan Raja Wura-Wari. Istana dihancukan dan Darmawangsa berhasil dibunuh oleh Raja Wura-Wari. Airlangga beserta keluarga dan para pengikutnya berhasil meloloskan diri. Mereka  hidup beberapa tahun di tengah hutan. Airlangga adalah seorang bangsawan, putra Raja Udayana dari Bali. Airlangga mempunyai pengikut atau pendamping yang sangat setia bernama Narotama. Di tengah hutan, Airlangga hidup bersama para pertapa.

Airlangga Membangun Kembali Kerajaan Kahuripan
Tahun 1019, datanglah utusan rakyat yang menghadap Airlangga. Para utusan itu memohon agar Airlangga bersedia naik tahta. Akhirnya Airlangga menerima permohonan rakyatnya dan pada tahun 1019, Airlangga dinobatkan sebagai raja oleh para pendeta. Airlangga membangun pusat pemerintahannya di Kahuripan. Sedangkan Narotama diangkat sebagai patih kerajaan. Dengan dukungan rakyat, Airlangga bercita-cita ingin mengembalikan kekuasaan Wangsa Isyana. Oleh karena itu, ia terus menghimpun kekuatan. Airlangga mulai melaksanakan  cita-citanya. Daerah atau kerajaan-kerajaan yang dulu di bawah kekuasaan Darmawangsa, satu per satu dapat disatukan kembali. Tahun 1033, Wura-Wari berhasil ditundukkan. Tahun 1035, Airlangga juga berhasil menundukkan Raja Wijaya dari Wengker. Dengan demikian wilayah kekuasaan Airlangga semakin luas. Wilayah itu meliputi Jawa  Timur, sebagian Jawa Tengah, dan sebagian Pulau Bali.


Sebagai raja yang bijaksana, Airlangga berusaha mensejahterakan rakyatnya. Pertanian, pelayaran, dan perdagangan dikembangkan. Untuk itu, Airlangga telah membangun bendungan yang dinamakan Waringin Sapta.  Dengan bendungan ini maka irigasi semakin teratur. Pertanian pun semakin maju.Pelayaran dan perdagangan juga semakin ramai. Sebab dengan bendungan itu, Sungai Brantas dapat dilayari sampai ke Pelabuhan Hujung Galuh. Airlangga wafat pada tahun 1049M. Ia dimakamkan di lereng Gunung Penanggungan. Makam Airlangga ini lebih dikenal dengan Candi Belahan. Pada candi ini terdapat patung Airlangga. Patung itu diwujudkan  sebagai Dewa Wisnu yang sedang mengendarai burung Garuda.

0 Response to "Airlangga Raja Mataram Hindu"

Post a Comment