Rumah Kuno Poros Bumi


Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Dari ayat yang terdapat pada surat Ali Imran dapat diketahui bahwa ternyata Ka’Bah sudah berumur sangat tua sehingga dinamakan juga Baitul ‘Atiq atau rumah kuno, karena Ka’Bah lah yang didirikan mula-mula sebagai bangunan tempat ibadah.

Ka’bah sudah ada sebelum Nabi Adam muncul dimuka bumi, dan dipergunakan oleh para malaikat unutk tawaf dan ibadah. Ketika Adam dan Hawa diusir keluar dari taman surga, mereka bertemu di padang Arafah dalam rangka menunaikan ibadah di tempat Ka’bah berdiri.




Ka’bah kemudian hanyut dan runtuh akibat taufan serta banjir ketika zaman Nabi Nuh. Baru dibangun kembali pada masa Ibrahim.

Bersama dengan putranya, Ibrahim memperbaiki Ka’bah sampai berdiri kokoh kembali. Namun ada bagian lowong yang tidak dijumpai reruntuhannya, mungkin terbawa air bah yang dahsyat dulu.

Untunglah tatlkala ketika mereka sedang kesulitan mencar-cari, Ismail menemukan sebuah batu hitam yang indah, Hajar Aswat, yang ternyata persis masuk di tempat lowong tersebut. Saking gembiranya sampai tak sadar Ismail mencium batu itu berulang-ulang kali. Ibrahim ayahnya juga melakukan perbuatan yang sama. Inilah asal mula disunnahkan mencium Hajar Aswat bagi para jamaah haji.

Ibrahim dan Ismail adalah orang pendatang. Sebab penghuni asli tanah Hijaz merupakan bangsa tersendiri, yaitu bangsa Jurhum. Namun karena kemudian Ismail yang orang Kanaan itu mengawini salah seorang putrid asli, dan beranak-pinak dengan subur, maka muncullah keturunan Ismail yang menganut agama Ismail dari ajaran yang melengkapi ajaran bapaknya, Ibrahim.

Ibadah haji sudah dilakukan sejak dahulu kala dan merupakan ibadah tauhid yang tidak mengandung kemusyrikan atau khurafat yangmenyeleweng. Sampai akhirnya pengelolaan atas Baitullah itu diserahkan kepada seorang hartawan terkemuka, Amar bin Lahyin. Dia orang berpengaruh dan dermawan. Pernah ia memberi pakaian disamping makanan kepada ribuan jamaah haji serta menyembelih sepuluh ribu ekor sapi untuk kepentingan mereka.

Akibat kebaikannya itu menyebabkan Amar bin Lahyin dianggap makhluk suci. Terhadap anggapan ini Amar bin Lahyin merasa sangat sukacita, dan ia begitu melambung dalam pujian serta penghormatan masyarakat. Ia bahkan yahkin sekarang bukan lagi Ka’bah yang merupakan kiblat bagi hubungan manusia dengan Tuhan, karena ia mulai merasakan dirinya sebagai kiblat dari kedatangan manusia yang berduyun-duyun ke Mekah. Ia merasa dirinya menjadi sangat penting dan seolah-olah yakin tidak akan pernah tertimpa derita atau kesakitan sebagaimana dialami manusia lain. masyarakat begitu pula anggapannya kepada Amar. Tragisnya ia sangat terpengaruh danberubah wataknya lantaran anggapan itu. Ia malah mempercayai dan menyebarkan takhyul-takhyul.

Pada suatu hari Amar bin Lahyin jatuh sakit. Menurut kabar di Balqan Palestina terdapat sumber air panas yang bisa menyembuhkan segala penyakit. Ia diiringkan pengikutnya pergi ke tempat itu dan secara kebetualan penyakitnya sembuh seketika.

Amar bin Lahyin mendapati orang-orang setempat menyembah berhala-berhala. Ia pun bertanya, “Apakah ini?”

Mereka menjawab, “Berhala.kami meminta hujan bahkan meminta menang perang kepadanya. Permintaan kami selalu dikabulkan.”

Amar bin Lahyin sangat tertarik. Lalu ia meminta diberi salah satu berhala yang mereka sembah. Ia memperoleh berhala terbesar yang bernama Hubal. Oleh Amar bin Lahyin berhala itu dipajang di Ka’bah. Lantas ia mengimpor berhala-berhala lain dari negri-negri yang berbeda untuk mendapatkan keberkahan yang lebih banyak, katanya. Sehingga Ka’bah syarat sekali dengan ratusan patung berhala. Sebab para jamaah haji pun ikut-ikutan memajang sesembahan suku atau negrinya di Ka’bah, tidak mau kalah dengan golongan lain.

Menjelang kelahiran Nabi, zaman yang berada dalam kekuasaan Negus atau Hajasyi dari Habsyi atau Etiopia. Sebagai wakil Negus di Yaman diangkatlah seorang panglima yang ambisius. Abraham bin Arsyam. Ketika beberapa waktu kemudian dia diperintahkan oleh Negus untuk menyerbu Ka’bah dalam rangka menghancurkan berhala-berhala syirik yang bertentangan dengan ajaran Nasrani timur yang dipeluk oleh Negus dan masih berkeyakinan tauhid, kesempatanitu dimanfaatkan oleh Abraham untuk melaksanakan keinginannya.

Ia mau mengubah kiblat rakyat Arab ke Shan ‘A ibukota Yaman. Untuk itu ia telah mendirikan gereja besar yang diberi nama Quraisy, buat mengambil simpati bangsa Quraisy di daratan Arab. Karena tidak berhasil dengan cara itu maka ia berniat menghancurkan Ka’bah dan meratakannya dengan tanah.

Berangkatlah Abraham dengan membawa tentara sebanyak 60.000 infantri dan ribuan lainnya kavaleri bergajah. Sepanjang perjalanan ia mendapat perlawanan hebat dari penduduk negri-negri yang dilewati kecuali di Thaif yang masyarakatnya menyambut rambah.

Sebelum memasuki Mekah mereka berkemah diluar kota untuk istirahat danmemata-matai situasi dalam kota. Mereka sempat merampok 400 ekor unta milik Abdul Muthalib kakek Nabi yang waktu itu berkedudukan sebagai pemimpin suku Quraisy, dan penguasa yang mengelola Ka’bah.

Kurir Abraham mendatangi Abdul Muthalib untuk menyampaikan tantangan. Apabila pendudukMekah hendak melawan supaya segera bersiap-siap. Abdul Muthalib bukannya mempersiapkan tentara, malah menyuruh rakyatnya mengungsi atau menyingkir dari Mekah. Kemudian iaberangkat menghadapi Abraham di kemahnya.

Sebagai kepala suku ia disambut baik juga oleh Abraham. Panglima nasrani itu menanyakan maksud kedatangannya. Abdul Muthalibmenjawab bahwa ia hendak meminta kembali unta ygn dirampas oleh anak buah Abraham.

Abraham tertawa mengejek, “Ka’bah akan segera kami hancurkan. Engkau datang hanya untuk meminta untamu? Dimana kejantananmu?”

Dengan tenang Abdul MUthalib menyahut, “Tentu saja. Sebab unta itu kepunyaanku dan menjadi tanggung jawabku. Sedangkan Ka’bah adalah milik Allah ialah yang akan melindingi keselamatannya.”

Pernyataan Abdul Muthalib ini terbukti kemudian dengan hancurnya tentara Abraham oleh burung-burung Ababil yang datang dari langit yang sebagaimana diabadikan di dalam surat Al-Fiil.

“Tidakkah kau lihat betapa dilakukan Tuhanmu terhadap pasukan bergajah? Tidakkah Tuhanmu menjadikan daya upaya mereka sia-sia belaka? Dan dikirimkan-Nya atas mereka burung-burung Ababil, yang melontari mereka batu-batu penuh wabah? Maka dijadikan-Nya mereka daun daun dimakan ulat.” Walaupun Ka’bah telah selamat dari angkara murka manusia, Ka’bah terpaksa roboh juga oleh erosi usia. Sudah lama rusak bangunannyaoleh gerogotan alam,lantaran Ka’bah juga makhluk Tuhan. Masyarakat inginmemperbaikitetapi mereka tidak berani. Takut kualat.

Barulah tatkala di Jeddah kebetulan ada sebuah kapal romawi yang terdampar kandas,dipimpin oleh Baqum yang ahli pertukangan, maka ia diminta oleh penduduk Quraisy untuk memperbaiki Ka’bah bersama seorang tukang bangsa Qibty yang tinggal di Mekah.

Orang Quraisy baru berani membantu tatkala pemimpin merek Walid bin Mughiroh terjun sendiri danternyata tidak terjadi bencana atasnya. Untuk biaya mereka hanya mengambil harta yang halal, padahal penghasilan orang Quraisy haram semua jadinya Hijir Ismail hanya diberi dinding sekadarnya saja. Kesulitanterjadi ketika para pemimpin Kabilah saling berebut untuk mengangkat Hajar Aswat sampai mereka menghunus pedang masing-masing.

Nyaris berkecamuk pertumpahan darah seandainya tidak muncul Muhammad kala itu yang baru berusia 35 tahun. Karena kejujuran dan terpercayanya, Muhammad diminta menghakimi. Hajar Aswat diangkat pada selembarkain yang lebar dan diangkat bersama-sama oleh pemimpin kabilah itu. Keutuhan dan kerukunan suku Quraisy terjaga kembali.

Sejak itulah Muhammad mulai menanjak namanya di kalangan bangsa Arab sebagai tokoh muda yang tidak menonjol-nonjolkan diri, namun memiliki kecerdasan dan kebijaksanaan yang tinggi.

Wallahua’lam bish Shawwab ....

0 Response to "Rumah Kuno Poros Bumi"

Post a Comment