Pengharapan panjang nabi Zakaria a.s. untuk mendapatkan keturunan tidak pernah surut. Nabi Zakaria a.s. yang taat beribadah terus berdoa tidak putus-putusnya kepada Allah Swt., hingga akhirnya membuahkan hasil. Suatu saat Allah Swt. mengabulkan doa nabi Zakaria a.s., sehingga ia memperoleh anak walaupun usianya telah tua. Anaknya itu diberi nama Yahya. Sebagai manusia, nabi Zakaria a.s. ingin agar keturunannya tidak terputus dan terus bersambung dari generasi ke generasi sepanjang Allah Swt. mengizinkannya.
Nabi Zakaria a.s. khawatir, bahwa bila ia wafat tanpa meninggalkan seorang pengganti, kaumnya akan kehilangan pemimpin dan akan kembali kepada cara-cara hidup mereka yang penuh dengan kemunkaran dan kemaksiatan, bahkan mungkin mereka akan mengubah syariat nabi Musa a.s. dengan menambah atau mengurangi isi kitab Taurat sekehendak hati mereka.
Sebagai orang yang diserahi amanah untuk melindungi Maryam binti Imran, nabi Zakaria a.s. tiap hari pergi ke mihrab melakukan salat sambil menjenguk Maryam. Nabi Zakaria a.s. mengawasi Maryam sejak ia diserahkan oleh ibunya. Tugas pengawasan terhadap Maryam diterima nabi Zakaria a.s. melalui undian yang dilakukan oleh para pengurus mihrab.
Suatu hari ketika nabi Zakaria a.s. datang ke mihrab, ia melihat Maryam di salah satu sudut mihrab sedang șalat (sujud), di depannya terlihat berbagai jenis buah-buahan musim panas. Dalam hati nabi Zakaria a.s. bertanya-tanya, dari mana datangnya buah-buahan musim panas itu, padahal mereka masih berada dalam musim dingin. Nabi Zakaria a.s. tidak sabar menanti Maryam selesai sujud. Setelah Maryam selesai șalat didekati nabi Zakaria a.s. untuk menanyakan tentang asal muasal buah-buahan kepadanya: "Hei Maryam, dari manakah engkau mendapati buah-buahan ini semua?" Maryam menjawab: "Ini adalah pemberian Allah Swt. yang aku dapat tanpa dicari dan diminta. Di kala matahari terbit aku mendapatkan rezekiku ini sudah berada di depan mataku, demikian pula bila matahari terbenam. Mengapa Bapak merasa heran dan takjub? Bukankah Allah Swt. berkuasa memberikan rezekinya kepada siapa yang Dia kehendaki tanpa perhitungan?"
Suatu peristiwa yang menakjubkan, Allah Swt. memberi tanda-tanda kehamilan isteri nabi Zakaria a.s., bahwa mulutnya tidak akan bisa berbicara selama tiga hari dengan sesama manusia – padahal ia tidak sakit. Isteri nabi Zakaria a.s. hanya bisa berbicara isyarat dengan tangan atau lainnya untuk memahamkan orang. Selama tiga hari itu ia harus memperbanyak bertasbih, bertahmid di waktu pagi dan petang.
Allah Swt. memberi seorang anak kepada nabi Zakaria a.s. Anak yang diberi nama Yahya itu kelak dapat meneruskan dakwah nabi Zakaria. Kisah nabi Zakaria a.s. dapat dijadikan teladan. Untuk memperoleh keinginan kita harus berusaha dan terus berdoa dengan ikhlas. Kita tidak boleh putus asa. Setiap cobaan yang Allah Swt. datangkan, tentu ada hikmah yang terkandung di dalamnya.