Substansi Dakwah Nabi Muhammad Periode Mekah


Pada periode Mekah, substansi dakwah Rasulullah saw. difokuskan pada beberapa masalah sebagai berikut
1. Menanamkan Ajaran Tauhid
Mengajarkan tauhid kepada manusia merupakan substansi dakwah Rasulullah periode Mekah. Rasulullah mengajarkan dan menyeru kepada umat manusia untuk beribadah hanya kepada Allah Swt. Hanya Allah Swt., yang patut untuk disembah dan dimintai pertolongan. Segala macam berhala yang menjadi sesembahan nenek moyang tidak dapat memberi keuntungan atau kemudaratan. Berhala yang disembah dan diberi sesaji adalah batu yang tidak dapat berbuat apa-apa. Berhala-berhala tersebut tidak patut untuk disembah. Rasulullah hadir di tengah-tengah masyarakat jahiliah dan menyampaikan bahwa hanya Allah Swt., zat yang patut untuk disembah. Allah Swt. pencipta langit dan bumi beserta isinya. Hanya Dia yang dapat mengaruniai keselamatan, keberuntungan, dan tempat seluruh makhluk bergantung.


Tauhid menjadi dasar untuk menanamkan syariat atau ajaran Islam lainnya. Setelah seseorang menyembah hanya kepada Allah Swt., ajaran Islam yang selanjutnya akan dengan sendirinya diterima dan dilaksanakan. Jika dalam diri seseorang telah tertanam tauhid yang kuat, ia dengan ikhlas akan menerima segala perintah Allah Swt. dan menjauhi segala larangan-Nya.

Inti ajaran tauhid yang Rasulullah saw. tanamkan kepada masyarakat Mekah sebagai berikut.
  1. Mengajak masyarakat Mekah dan Arab umumnya untuk menyembah Allah Swt. dan meninggalkan berhala.
  2. Beriman kepada Nabi Muhammad saw. sebagai Rasulullah.
  3. Beriman kepada hari akhir sebagai pertanggungjawaban amal manusia di dunia.
2. Memberi Teladan dalam Kehidupan Sehari-hari
Masyarakat Mekah hidup dalam kebodohan. Mereka melakukan hal-hal yang tidak dapat diterima oleh akal manusia sehat. Mereka mengubur anak perempuan mereka hidup-hidup. Mereka bertukar istri dengan temannya. Mabuk-mabukan, perzinaan, dan semua hal tercela lain telah menjadi bagian tradisi kehidupan mereka. Kepada mereka, Rasulullah Muhammad saw. memberikan teladan akhlak yang mulia.Rasulullah saw. merupakan teladan yang baik (uswatun hasanah).

Dalam periode Mekah, tingkah laku Rasulullah saw. menunjukkan contoh terbaik bagi masyarakatnya. Beliau melarang berlaku curang dalam jual beli, memerintahkan untuk membebaskan budak, menghargai kehidupan wanita dan keluarga, dan sebagainya. Untuk semua hal tersebut, Rasulullah melakukannya dengan diri beliau sendiri.

Memberi teladan dengan tingkah laku merupakan cara yang efektif untuk menyampaikan dakwah. Tingkah laku yang sesuai dengan ucapan yang diajarkan tentu akan menarik minat orang lain. Bayangkan, jika seseorang mengatakan A tetapi perbuatannya bertentangan dengan yang diucapkannya, orang lain akan enggan untuk mengikutinya. Berbeda ketika seseorang memberi contoh nyata dengan tingkah laku dan perbuatannya, akan banyak orang yang tertarik dan merasa terteladani. Rasulullah telah memberi contoh yang tepat tentang strategi dakwah. Strategi dakwah yang dijalankan oleh Rasulullah dikenal dengan cara berdakwah bil-hal. 

Dakwah bil-hal selain mengajak juga memberi contoh nyata. Oleh karena itu, dakwah bil-hal merupakan strategi dakwah yang efektif. Hal ini terlihat dari banyaknya masyarakat Mekah yang memeluk Islam.

Inti ajaran akhlak yang dicontohkan Rasulullah saw. sebagai berikut.
a. Mengajak manusia selalu berbuat baik dan meninggalkan perbuatan dosa.
b. Mengajak manusia untuk saling mengasihi, menyayangi, dan menolong.
c. Melarang manusia membunuh, menganiaya, berdusta, dan mencuri.
d. Mengajak manusia untuk mengasihi fakir miskin dan yatim piatu.