Ciri-ciri musim di Indonesia


Musim adalah periode dalam satu tahun dengan karakteristik iklim tertentu. Dalam kondisi normal, Indonesia mengalami musim hujan dan kemarau secara bergantian tiap enam bulan sekali.


1. Musim hujan di Indonesia
Musim hujan adalah periode saat suatu daerah mengalami banyak hujan. Pada musim hujan curah hujan rata-rata dalam sebulan dapat mencapai 150 mm atau lebih.

Sebagian besar wilayah Indonesia berpeluang mengalami musim hujan pada periode Oktober – April. Curah hujan semakin meningkat pada bulan November, lalu menurun mendekati bulan April.

Namun, periode tersebut tidak berlaku mutlak untuk seluruh wilayah Indonesia. Misalnya, sebagia daerah di Indonesia bagian barat mengalami musim hujan lebih cepat daripada bagian timur.

Berbagai aktivitas penduduk dan kejadian yang mewarnai musim hujan adalah sebagai berikut.
  • Musim hujan merupakan periode kegiatan bercocok tanam. Pada awal musim hujan, para petani mulai menyemai benih, terutama jenis yang memerlukan cukup air dalam pertumbuhannya, seperti padi.
  • Jumlah air sungai periodik meningkat, dan sering kali membawa dampak negatif seperti terjadinya banjir dan longsor di berbagai tempat.
  • Aktivitas manusia di luar ruangan cenderung berkurang, terutama jika curah hujan tinggi dan berlangsung sepanjang hari.
2. Musim kemarau di Indonesia
Musim kemarau adalah suatu periode saat suatu daerah tidak menerima hujan. Kalaupun menerima hujan, jumlah curah hujan rata-rata rendah, yaitu kurang dari 150 mm per bulan.

Sebagian besar wilayah Indonesia berpeluang mengalami kemarau pada periode bulan April – Oktober. Berkurangnya curah hujan pada bulan April/Mei, pertanda dimulainya musim kemarau.

Seperti halnya musim hujan, periode musim kemarau tidak bersifat mutlak. Apabila musim huja berlangsung lebih lama, maka musim kemarau akan datang lebih lambat. Kadang kala musim kemarau dapat berlangsung berkepanjangan. Tidak semua daerah di Indonesia mengalami periode musim kemarau yang sama. 

Simaklah berbagai hal yang terjadi pada musim kemarau berikut ini!
  • Pada musim kemarau, kegiatan pertanian di Indonesia masih dapat berlangsung. Tanaman yang dibudidayakan adalah tanaman yang tidak memerlukan banyak air dalam pertumbuhannya seperti ubi kayu, bawang, tembakau, cabai, dan lain-lain.
  • Pada musim kemarau, banyak sungai, sumber air, serta sumur mengalami penurunan jumlah air atau cenderung kering. Akibatnya, terjadi kekurangan air di berbagai wilayah.
  • Pada musim kemarau aktivitas di luar ruangan dapat berlangsung sepanjang hari. Namun berbagai gangguan harus dialami, terutama debu, dan panas. Pada musim kemarau sering kali terjadi kebakaran hutan.
3. Masa pancaroba
Masa pancaroba adalah istilah yang digunakan untuk menyebut periode peralihan dari musim hujan ke musim kemarau atau sebaliknya. Dalam bahasa Jawa dikenal istilah mareng (peralihan musim hujan ke musim kemarau) dan labuh (peralihan musim kemarau ke musim hujan). Pada umumnya pancaroba berlangsung pada bulan April atau Oktober.

Pada masa pancaroba, kondisi cuaca belum stabil. Suhu udara, arah angin, maupun curah hujan tidak teratur. Saat udara panas, secara tiba-tiba dapat terjadi hujan deras. Ketidakstabilan cuaca pada masa pancaroba menyebabkan terjadinya penyebaran berbagai jenis penyakit, terutama gangguan pernafasan/flu.

4. Penyimpangan terhadap pergantian musim 
Dalam keadaan normal, periode musim Indonesia adalah Oktober – April (musim hujan) dan April – Oktober (musim kemarau). Namun, kenyataannya pergantian musim tidak selalu berlangsung tepat sesuai periode itu. Kadang kala musim hujan datang lebih lambat di suatu tempat dan berlangsung lebih lama di tempat lain.

Terjadinya penyimpangan musim tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor sebagai berikut.
  • Pola pergerakan angin musim. Pola pergerakan angin musim di Indonesia memberikan curah hujan yang berbeda. Hujan turu bergeser dari bagian barat ke timur.
  • Pantai barat Pulau Sumatera sampai dengan Bengkulu mendapat hujan terbanyak pada bulan November.
  • Lampung – Bangka, mendapat hujan terbanyak pada bulan Desember.
  • Jawa bagian utara, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, berpeluang mendapat curah hujan terbanyak periode Januari –Februari. Curah hujan setiap bulan di wilayah pantai barat juga lebih banyak dibandingkan wilayah pantai timur.
  • Perbedaan pola hujan di wilayah Indonesia. Letak lintang tiap wilayah memengaruhi pola angin dan pola hujan di wilayah tersebut.
  • Daerah berpola ekuatorial, yaitu daerah ekuator (sebagian Kalimantan dan Sumatera), mendapat hujan zenithal dua kali dalam setahun. Hujan ini sering terjadi di daerah ekuator akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Angin naik membentuk awan yang menjadi jenuh lalu menjadi hujan.
  • Daerah berpola lokal, yaitu daerah yang dipengaruhi kondisi setempat. Misalnya terjadinya pemanasan lokal yang tidak seimbang terutama akibat adanya dataran tinggi dan pegunungan. Misalnya, wilayah Maluku, Papua, dan sebagian Sulawesi.
  • Pengaruh angin siklon. Beberapa angin siklon bertiup di sekitar Indonesia, seperti di Samudera Hindia. Angin siklon yang terjadi di wilayah tropis itu menyebabkan terjadinya hujan lebat di berbagai wilayah Indonesia. Mengapa? Karena siklon memengaruhi pembentukan awan hujan. Hujan yang terus-menerus menyebabkan kemarau datang lebih lambat.
  • Pengaruh ENSO. ENSO (El-Nino Southern Oscillation) atau dikenal sebagai El-Nino adalah kondisi fluktuasi lautan dan sistem atmosfer yang tidak teratur. Ketidakteraturan itu berhubungan dengan gerakan massa atmosfer di antara wilayah Indonesia (tekanan rendah) dan Pulau Paskah di Samudera Pasifik (tekanan tinggi). El-Nino menyebabkan berbaliknya arus laut. Akibatnya wilayah Indonesia memasuki musim kemarau lebih awal atau sebaliknya periode kemarau berlangsung lebih panjang.


0 Response to " Ciri-ciri musim di Indonesia"

Post a Comment