Pemikiran Mustafa Kemal Attaturk


Mustafa Kemal Attaturk pada awalnya setia kepada kerajaan Turki  Usmani. Namun. Pendiriannya kemudian berubah. Ia menganggap kerajaan Turki  Usmani tidak dapat lagi dipertahankan akibat salah urus dan kalah perang.  Mustafa kemal Attaturk mulai mengembangkan paham nasionalisme Turki dan  menginginkan diakhirinya kerajaan Usmani. Tanggal 29 Oktober 1923, Republik  Turki diproklamasikan dan Attaturk menjadi presiden pertama. Jabatan ini  dipangkunya hingga akhir hayatnya. 



Sejarah Singkat Mustafa Kemal Attaturk 
Mustafa Kemal Attaturk lahir di kota Salonika pada tahun 1881. ia  merupakan pendiri Republik Turki. Sejak kecil Attaturk bercita-cita menjadi  tentara sehingga ia masuk sekolah menengah militer. Karena kepandaiannya  dalam pelajaran matematika, gurunya menjulukinya Kemal, sebuah kata dalam  bahasa Arab yang berarti sempurna. 

Attaturk melanjutkan akademi militernya di Istanbul dan sejak itu menjalani karier di bidang kemiliteran. Karena kemampuannya di bidang militer serta pandangan politiknya yang menonjol dan disukai banyak orang, ia memperoleh pendukung dalam jumlah besar, terutama dikalangan militer. Ketika Republik Turki diproklamasikan setelah kerajaan Usmani dihapuskan, Attaturk diangkat sebagai presiden pertama. 

Peranan Attaturk di Bidang Politik 
Pada tahun 1918, setelah Perang Dunia I, seluruh wilayah keluasaan Turki Usmani terlepas, kecuali Istanbul, pusat pemerintahan Turki Usmani. Pada perjanjian (konferensi) San Remo di Perancis, suatu konferensi yang bertujuan untuk menentukan nasib Turki Usmani, delegasi dari pemerintahan Turki, Sultan Muhammad IV, tidak melihat jalan lain kecuali menyetujuinya.  Di saat itulah Mustafa Kemal Attaturk menyatakan dirinya sebagai  penyalur hati seluruh bangsa Turki. Sebelum melanjutkan aliran kemalisme, perlu  dikemukakan terlebih dahulu tiga aliran yang mendahuluinya, yaitu aliran Westerenisasi, gerakan Islam, dan gerakan Nasionalisme. 
  1. Aliran Westerenisasi dipimpin oleh Taufiq Fekrit (1867-1950) dan  Abdullah Jewdat (1869-1932). Mereka berpendapat bahwa untuk  mengembalikan kejayaan Turki harus: a) Sepenuhnya mengikuti apa aja yang menjadikan dunia Barat maju; b) Islam dikembalikan pada asal kemurniaannya, yaitu Al-Quran dan  Sunnah rosul sebagai sumbernya. 
  2. Gerakan Islam dipimpin Muhamed Akif (1875-1924 M). mereka  berpendirian bahwa Turki jatuh, karena tidak konsekuen dalam  menjalankan hukum Islam dalam segala aspek kehidupan. 
  3. Gerakan Nasionalisme dipimpin Ziagokald pada tahun 1875-1924 M.  gerakan ini membina gerakan-gerakan militer, yang termasuk dalam  binaannya adalah Mustafa Kemal Attaturk yang muncul tepat pada  waktunya, yaitu ketika Negara dan bangsa Turki dalam keadaan krisis  (The sick old man) dalam Perang Dunia I. 
Mustafa Kemal Attaturk, saat itu berada di dunia militer dengan jabatan militer komandan wilayah turki. Dia sudah lama mempersiapkan anak buahnya untuk melakukan revolusi di Turki. Karena itu jabatannya sebagai komandan militer, ia memanfaatkan untuk mewujudkan gagasannya yang berupa revolusi di Turki. Cita-cita dalam revolusinya adalah mendirikan negara berbentuk republik Turki Merdeka. Cita-cita itu terwujud pada tahun 1924 M. Pada tahun 1924, Mustafa Kemal Attaturk mengambil langkah-langkah sebagai berikut:
  1. Mengusir semua tentara asing yang menduduki wilayah Turki dan berhasil pada tahun 1924. 
  2. Setelah negrinya bersih dari Negara asing, pada tanggal 3 Maret 1924 dia memproklamasikan Republik Turki Merdeka. 
  3. Atas nama Panglima Angkatan Bersenjata, dia membentuk Majelis Kongres Nasional. Dia memimpin sidang umum Kongres Nasional I dengan acara memilih Presiden Republik Turki Merdeka dan memilih ketua Majelis Kongres Nasional . Secara aklamasi dia terpilih dan dia merangkap jabatan sebagai eksekutif dan legislatif sekaligus. 
  4. Dengan dukungan angkatan bersenjata, dia bertindak sebagai dictator dalam menjalankan pemerintahan dan menyelamatkan pemerintahan Republik Turki Merdeka. Ia juga menetapkan ideologi Negara menganut paham sekularisme. Atas dasar ideologi Negara ini, dia mengumumkan akan mengambil langkah-langkah kebijaksanaan untuk mencapai cita-citanya demi kepentingan Negara. Siapa yang tidak setuju tanggung akibatnya dan masuk penjara. Selanjutnya dia mengambil langkah-langkah sebagai berikut: a) Menghapus syariah kerajaan dan tidak ada lagi jabatan kekhalifahan; b) Mengganti hukum-hukum Islam dengan hukum-hukum Italia, jerman, dan Swiss; c) Menutup beberapa Mesjid dan Madrasah; d) Mengganti agama Negara dengan sekularisme; e) Mengubah azan ke dalam bahasa Turki; f) Melarang pendidikan agama di sekolah umum; g) Melarang kerudung bagi kaum wanita dan pendidikan terpisah; h) Mengganti naskah-naskah bahasa Arab dengan bahasa Roma. Pada tahun 1928 M, Negara Turki Merdeka menjadi 100% Negara sekuler. 
Konsep Sekulerisme Attaturk 
Setelah menjadi Presidan Turki, Attaturk mengubah Turki menjadi Negara sekuler dan menutup semua lembaga keagamaan Islam, termasuk sistem pendidikan agama tradisional. Selain itu, upayanya dalam menyejajarkan budaya 15 Turki dengan budaya Barat, ia menganjurkan agar rakyat Turki mengenakan pakaian barat dan mencantumkan nama keluarga sebagaimana yang berlaku di  Barat. 

Kebenciannya terhadap kekhalifahan Turki Islam terwujud ketika ia menjadi penguasa Turki. Attaturk melakukan program-program sebagai berikut: 
  1. Membangun negeri Turki dengan bentuk pemerintahan sistem republik  dan menghapuskan sistem kekhalifahan; 
  2. Menghapus hak dan fasilitas sultan serta mengusir khalifah beserta keluarganya ke luar negri; 
  3. Mendatangkan undang-undang positif buatan Eropa; 
  4. Menghapus huruf Arab dan menggantinya dengan huruf latin; 
  5. Membangun sekolah-sekolah yang mengajarkan tarian Timur dan tarian Barat 
Reaksi Ulama atas Ide Sekulerisme 
Tindakkan Mustafa Kemal Attaturk justru menggugah tokoh-tokoh Islam  untuk bersatu menolak ajarannya. Pemimpin-pemimpin dan tokoh-tokoh masyarakat Turki tidak rela Islam diperlakukan demikian oleh rezim militer di bawah Kemal Attaturk. Mereka serentak bersatu dan sepakat mengembalikan posisi Islam pada posisinya semula, tahap demi tahap dan akhirnya sempurna pada tahun 1950. Bangkitnya Partai Demokrasi Turki pada tahun 1950 mengangkat kembali kelahiran Islam yang ditandai dengan berdirinya Fakultas Teologi di Universitas Ankara. Hal ini menjadi lambing kebangkiatan kembali Islam di Turki. Fakultas ini ditugaskan untuk membasmi kemelaratan keagamaan. 



0 Response to "Pemikiran Mustafa Kemal Attaturk "

Post a Comment