Untuk memahami pengertian iman kepada qada dan qadar, kita perlu memahami pengertian iman terlebih dahulu. Iman berarti membenarkan dalam hati, diucapkan dengan lisan, dan diamalkan dengan anggota badan. Qada dan qadar secara sederhana diartikan dengan keputusan atau ketetapan dari Allah. Dengan demikian, beriman kepada qada dan qadar berarti membenarkan dengan hati tentang keputusan atau ketetapan Allah Swt. yang diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan.
Iman kepada qada dan qadar merupakan bagian rukun iman. Ada beberapa dalil yang menjelaskan tentang iman kepada qada dan qadar. Salah satunya dalam hadis sebagaimana dijelaskan Rasulullah yang diceritakan oleh Umar r.a., ”Suatu kali kami (Umar r.a. dan para sahabat) tengah berada dalam sebuah majelis bersama Rasulullah saw. Tiba-tiba tampak di tengah kami seorang laki-laki yang berpakaian serba putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan dan tidak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Selanjutnya, ia duduk di hadapan Rasulullah serta menyandarkan lututnya pada lutut Nabi (Muhammad) dan meletakkan tangannya di atas paha Nabi (Muhammad).
Selanjutnya ia berkata, ”Hai Muhammad, beri tahukan kepadaku tentang Islam!” Rasulullah saw. menjawab, ”Islam itu, engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan salat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadan, dan mengerjakan haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya.”
Orang itu berkata, ”Engkau benar.” Kami pun heran, ia bertanya kemudian membenarkan. Orang itu berkata lagi, ”Beri tahukan kepadaku tentang iman!” Nabi saw. menjawab, ”Engkau beriman kepada Allah, kepada malaikat-Nya, kepada kitab-kitab-Nya, kepada utusan-utusan-Nya, kepada hari kiamat, dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk.” Berkatalah orang tadi, ”Engkau benar.”. . . . (H.R. Muslim)
Hadis yang diceritakan di depan dengan jelas menempatkan takdir atau qada dan qadar sebagai salah satu rukun iman. Dengan demikian, seseorang yang beriman kepada Allah Swt., malaikat, kitab, rasul, dan hari akhir, belum sempurna jika tidak beriman kepada takdir atau qada dan qadar Allah Swt. Beriman kepada qada dan qadar Allah Swt. berarti meyakini adanya ketetapan-Nya yang berlaku terhadap seluruh makhluk.
Ciri-Ciri Iman kepada Qada dan Qadar Allah Swt.
Iman kepada qada dan qadar harus dilakukan secara sempurna, yaitu dengan meyakini dalam hati, diikrarkan dengan lisan dan dibuktikan dengan amal perbuatan. Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar harus dapat membuktikannya dengan beramal kebajikan dalam hidup sehari-hari. Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar Allah Swt. dapat dilihat dari tingkah laku dan perbuatannya. Secara khusus, iman kepada qada dan qadar dapat ditunjukkan dengan ciri-ciri sebagai berikut.
a. Rajin Beribadah
Segala sesuatu yang terjadi di dunia ini merupakan qada dan qadar Allah Swt. yang tidak dapat ditolak oleh makhluk. Keyakinan yang mantap terhadap qada dan qadar Allah akan mendorong seseorang semakin giat dalam beribadah. Beribadah untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dengan kebesaran dan kehendak Allah Swt., kita menjadi tidak ragu lagi untuk semakin mendekatkan diri kepada-Nya.
b. Meyakini Kebesaran Allah
Seseorang yang beriman kepada qada dan qadar Allah berarti telah meyakini kebesaran-Nya. Apa pun yang menjadi ketetapan Allah Swt. merupakan keputusan terbaik di sisi-Nya sehingga kita dilarang menyalahkan atau berkeluh kesah. Ketetapan Allah Swt. bagi manusia merupakan yang terbaik baginya. Musibah yang menimpa merupakan cobaan dan manusia pasti mampu menanggungnya. Oleh karena Allah Swt. tidak akan menurunkan cobaan jika makhluk tidak mampu menanggungnya.
c. Bersungguh-sungguh dalam Bekerja
Untuk mencapai apa pun yang kita inginkan harus disertai usaha dan kerja keras. Keimanan kepada qada dan qadar mendorong seseorang untuk bekerja keras. Hal ini karena tidak ada seorang pun yang mengetahui dengan pasti qada dan qadar Allah Swt. yang akan terjadi. Dengan demikian, seseorang terdorong untuk berusaha dan bekerja keras dengan harapan memperoleh hasil yang terbaik dari Allah Swt. Bayangkan jika seseorang telah mengetahui suatu hasil sebelum usaha dilakukan, ia akan menjadi malas untuk berusaha.
d. Bertawakal kepada Allah Swt.
Segala sesuatu terjadi atas kehendak Allah. Qada dan qadar-Nya berlaku bagi semua makhluk tidak hanya bagi manusia. Oleh karena itu, mengimani qada dan qadar Allah Swt. membimbing kita untuk
selalu bertawakal, yaitu berserah diri kepada Allah Swt. setelah usaha maksimal dilakukan. Bertawakal kepada Allah Swt. dilakukan karena hanya Dia yang berkuasa untuk mewujudkan segala sesuatu. Iman kepada qada dan qadar Allah Swt. harus sekaligus mengimani bahwa Dia dengan segala kekuasaan-Nya. Misalnya, mengimani Allah Swt. sebagai Zat Yang Mahatahu dan menguasai ilmu, ketetapan-ketetapan-Nya, dan kehendak-Nya yang tidak tergantung pada makhluk, serta kemampuan dalam mencipta dan mengatur makhluk-Nya.
0 Response to "Qada dan Qadar Allah Swt."
Post a Comment