Dahulu kala, langit sangat dekat dengan bumi. Langit juga sangat enak untuk dimakan. Orang-orang tidak harus bekerja sama sekali. Mereka tidak harus bertanam atau berburu untuk mendapatkan makanan. Saat mereka merasa lapar, yang mereka lakukan hanyalah mengambil sepotong kecil langit. Langit itu rasanya sangat lezat. Kelezatannya tidak dapat diungkapkan. Yang jelas rasanya sangat lezat. Namun, orang-orang sangat tamak. Walaupun mereka mendapatkan makanan dengan mudah, mereka selalu bersaing untuk mendapatkan potongan paling besar.
Satu orang dapat mengambil potongan langit yang sangat besar dan memakannya sedikit demi sedikit. Tetangga yang melihatnya lalu berpikir, “Aku ingin langit yang lebih besar daripada yang ia miliki,” tetangga itu pun mengambil potongan langit yang lebih besar. Semua orang tidak ada yang mampu menghabiskan potongan langit yang telah diambilnya. Mereka hanya bisa memakan langit itu hingga merasa kenyang. Sisanya mereka lemparkan ke tumpukan sampah. Langit memandang tumpukan sampah itu. Langit memandang bagian-bagian dirinya yang menumpuk dan membusuk. Langit berpikir, “Sungguh suatu pemborosan! Setiap hari aku mengorbankan diriku untuk orang-orang itu, tetapi mereka melemparkanku ke tumpukan sampah!” Maka, Langit memberi peringatan keras kepada orang-orang itu. “Jika kalian tidak berhenti memboroskan langitku yang enak, aku akan menjauh sehingga kalian tidak akan dapat mengambilku lagi!”
Setelah itu, orang-orang berusaha lebih hemat. Mereka hanya akan mengambil potongan sebesar yang mereka butuhkan untuk makan hari itu. Jika mereka mengambil sedikit lebih banyak, mereka harus menjejalkan makanan itu ke dalam perutnya masing-masing. Tak seorang pun ingin tertangkap basah melemparkan sisa langit ke tumpukan sampah.
Langit melihat bahwa mereka tetap saja rakus. Kini orang-orang menyikat habis makanan lebih banyak daripada yang mereka butuhkan, namun langit membiarkannya. Tentu saja tidak semua orang dapat mengendalikan kerakusan mereka selamanya.
Suatu hari seorang wanita tampak terburu-buru dan tanpa berpikir panjang mengambil potongan langit yang sangat besar. Ia segera menyadari perbuatannya, namun semuanya telah terlambat. Suaminya mencoba menolong menghabiskan potongan langit yang diambilnya. Namun, potongan itu terlalu besar untuk dihabiskan oleh mereka berdua. Mereka segera memanggil para tetangga, tetapi potongan langit yang diambilnya terlalu besar, bahkan untuk dihabiskan oleh seluruh penduduk desa. Akhirnya mereka menyerah dan melempar sisanya ke tumpukan sampah.
Ketika Langit mengetahui hal itu, ia menjadi sangat marah. Langitpun terbang tinggi ke udara. Makin tinggi dan semakin tinggi. Kini tak seorang pun dapat memakan langit lagi. Itulah sebabnya mengapa sekarang setiap orang harus bekerja keras untuk mendapatkan makanan.