Iwan Fals Menanti Manusia Setengah Dewa






Iwan Fals, nama aslinya Virgiawan Listanto, punya tempat istimewa dalam peta musik Indonesia. Generasi awal 1980-an hingga sekarang menempatkan Iwan sebagai idola. Mereka merasa terwakili oleh lagu-lagunya. Karya-karya Iwan memang khas; kadang bernada keras menyengat, kadang lembut menyentuh, tak jarang pula bertutur dengan canda. Liriknya kuat menggunakan katakata yang tak klise. Di telinga teman temannya semasa belia, suara Iwan terdengar fals.

Ternyata predikat fals yang kemudian ditempelkan di belakang nama panggilannya itu justru mengantarnya menjadi penyanyi dan musisi besar negeri ini. Tapi, sukses besar yang diraihnya tak membuat dia berubah. Lelaki kelahiran Jakarta, 3 September 1961, ini tetap bersahaja, tetap rendah hati, dan apa adanya. Beristrikan Rosanna, Iwan Fals dikaruniai tiga anak; almarhum Galang Rambu Anarki (lahir 1982), Annisa Cikal Rambu Basae (1985), dan Rayya Rambu Robbani (2002). Sebelum berpulang ke pangkuan Illahi (April 1997), Galang --yang juga menjadi judul lagu Iwan dan cukup populer --mengikuti jejak ayahnya terjun di bidang musik.

Musik yang diusung galang berbeda dengan jenis musik yang menjadi trade mark ayahnya. Galang menjadi gitaris kelompok Bunga dan sempat merilis satu album, Jangan Kau Pergi. Sepeninggal Galang, Iwan Fals mengaku makin mencintai keluarganya. Sejak kecil Iwan sebenarnya bercita-cita jadi tentara. Untuk mewujudkan cita-citanya itu, dia menekuni olahraga karate dan sepakbola. Iwan sempat mencatat prestasi; juara II karate tingkat nasional. Ia pun sempat masuk pelatnas dan juga melatih karate. Iwan juga menjadi pemain inti tim sepakbola di kampusnya, Sekolah Tinggi Publisistik (STP) pada 1985-1988 di Liga Mahasiswa.

Belum lama meluncurkan album In Collaboration With, Iwan Fals merilis album terbarunya pada 2 April lalu. Album baru yang diberi tajuk Manusia Setengah Dewa itu akan menyuguhkan lagu-lagu khas Iwan yang dikenal sarkastik, dengan hanya menggandalkan vokal dan petikan gitar saja. Album yang dirilis Musica Studio ini konon dibuat dengan konsep seperti album Suara Hati. Judul beberapa lagu dalam album itu tampak jelas menyiratkan perasaan Iwan. Sebut saja; Politik Uang, Para Tentara Desa, dan Negeriku. Manusia Setengah Dewa ini rupanya juga saluran jawaban atas kegelisahannya yang tak terbendung. Iwan Fals tetap konsisten memilih musik sebagai jawaban, tak ikutan menjadi caleg, misalnya. Apalagi Iwan lebih memilih tidak manggung walau dibayar berapa pun di saat kampanye pemilu berlangsung. Ia lebih suka tampil di stasiun televisi swasta untuk menyanyi sambil memetik gitar dengan gaya tetap bersahaja.

0 Response to "Iwan Fals Menanti Manusia Setengah Dewa"

Post a Comment