Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan


Dalam abad pertengahan ada beberapa perkembangan Islam yang sangat positif dalam menata kehidupan berbangsa dan bernegara. Ini terjadi pada periode puncak kerajaan-kerajaan Islam abad pertengahan.

Pembangunan mesjid raya di Cordoba pada tahun 785 menandakan bergeliatnya arsitektur Islam di peninsula Iberia dan Afrika Utara. Mesjid dengan gaya Moor sangat mencolok dengan interior lengkungannya yang penuh dekorasi. Arsitektur Moor meraih masa puncaknya dengan dibangunnya Alhambra, istana sekaligus benteng di Granada dengan interior yang memiliki ruangan terbuka yang luas dan memungkinkan udara mengalir secara lancar, dan didominasi dengan pemakaian warna merah, biru dan emas.


Gaya arsitektur Islam yang mencolok baru berkembang setelah kebudayaan muslim memadukannya dengan gaya arsitektur dari Roma, Mesir, Persia, dan Bizantium. Contoh awal yang paling populer misalnya Dome of The Rock yang diselesaikan pada tahun 691 di Jerusalem. Gaya arsitek yang mencolok dari bangunan ini misalnya ruang tengah yang luas dan terbuka, bangunan yang melingkar, dan penggunaan pola kaligrafi yang berulang. Masjid raya Samarra di Irak, selesai pada tahun 847, bangunan berciri khas dengan adanya minaret. Juga mesjid Hagia Sophia di Istanbul Turki turut mempengaruhi corak arsitektur Islam. 

Ketika Usmani merebut Istanbul dari kekaisaran Byzantium, mereka mengubah sebuah basilica menjadi mesjid (sekarang museum), yang akhirnya muslim pun mengambil sebagian dari kebudayaan Byzantium kedalam kekayaan peradaban islam, misalnya penggunaan kubah. Hagia Sophia juga menjadi model untuk pembangunan mesjid-mesjid Islam sselanjutnya selama kekaisaran Ustman, misalnya masjid Sulaiman dan masjid Rustam Pasha. Motif yang mencolok dalam arsitektur Islam hampir selalui mengenai pola yang terus berulang dan berirama, struktur yang melingkar. Dalam hal pola ini, geomterikal fractal memegang peranan penting sebagai materi pola dalam, terutama, mesjid dan istana. Pemakaian kubah juga sama pentingnya dalam arsitektur islam, pertama kali muncul dalam Dome of The Rock pada tahun 691 dan muncul kembali sekitar abad ke-17.

Selain itu, ada sejumlah tokoh muslim yang berjasa dalam perkembangan peradaban Islam abad ini :

Akbar Khan (1556-1605 M) dari dinasti Mogul, menjalankan pemerintahan bersifat militersitisk. Pemerintahan pusat dipimpin oleh raja, pemerintah daerah dipimpin oleh kepala komandan (sipah salar), dan pemerintahan sub-daerah dipimpinan oleh komandan (faudjar). Namun demikian, Akbar Khan pun menerapkan sistem politik sulhekul (toleransi universal), yaitu pandangan yang menyatakan bahwa derajat semua penduduk adalah sama. Di samping itu, Akbar pun membentuk Din Ilahi¸ yaitu prinsip untuk membangun toleransi beragama di India. Pada masa Akbar Khan ini juga, didirikannya mansabdhari atau lembaga pelayanan umum yang berkewajiban menyiapkan segala urusan kerjaan, termasuk menyiapkan sejumlah pasukan. 

Dalam masa perjuangan kemerdekaan, Umat Islam India dan umat Hindu India melakukan perlawanan terhadap Negara kolonial. Pejuang Muslim India pada waktu itu, diantaranya Muhammad Ali Jinnah (1876-1948, Muhammad Iqbal (1873-1938), dan Ahmad Khan melakukan perlawanan terhadap kolonial. Dalam perjuangan ini, wilayah India kemudian terbelah menjadi beberapa Negara, yaitu Pakistan dengan Presidennya Muhammad Ali Jinnah, dan Bangladesh dengan Mujiburrahman sebagai presiden pertama. Hanya saja, Bangladesh secara resmi menyatakan sebagai Negara sekuler. Pada pihak lain, India pun berdiri sebagai Negara sekuler. 

Bidang Sosial Ekonomi
Islam telah menguasai Andalusia pada tahun 711 M dan Konstantinopel pada tahun 1453 M. Keadaan ini mempunyai pengaruh besar terhadap pertumbuhan Eropa. Islam berarti telah menguasai daerah timur tengah yang ketika itu menjadi jalur dagang dari Asia ke Eropa. Saat itu perdagangan ditentukan oleh negara-negara Islam. Hal ini menyebabkan mereka menemukan Asia dan Amerika.

Bidang Kebudayaan
Melalui bangsa Arab (Islam), Eropa dapat memahami ilmu pengetahuan kuno seperti dari Yunani dan Babilonia. Tokoh tokoh yang mempengaruhi ilmu pengetahuan dan kebudayaan saat itu antara lain sebagai berikut.

Al Farabi (780-863M). Al-Farabi mendapat gelar guru kedua (Aristoteles digelari guru pertama). Al Farabi mengarang buku, mengumpulkan dan menerjemahkan buku-buku karya aristoteles. 

Ibnu Rusyd (1120-1198). Ibnu Rusyd memiliki peran yang sangat besar sekali pengaruhnya di Eropa sehingga menimbulkan gerakan Averoisme (di Eropa Ibnu Rusyd dipanggil Averoes) yang menuntut kebebasan berfikir. Berawal dari Averoisme inilah lahir roformasi pada abad ke-16 M dan rasionalisme pada abad ke-17 M di Eropa. Buku-buku karangan Ibnu Rusyd kini hanya ada salinannya dalam bahasa latin dan banyak dijumpai di perpustakaan-perpustakaan Eropa dan Amerika. Karya beliau dikenal dengan Bidayah Al Mujtahid dan Tahafutut Tahaful. 

Ibnu Sina (980-1060 M). Di Eropa, Ibnu Sina dikenal dengan nama Avicena. Beliau adalah seorang dokter di kota Hamazan Persia, penulis buku-buku kedokteran dan peneliti berbagai penyakit. Beliau juga seorang filsuf yang terkenal dengan idenya mengenai paham serba wujud atau wahdatul wujud. Ibnu Sina juga merupakan ahli fisika dan ilmu jiwa. Karyanya yang terkenal dan penting dalam dunia kedokteran yaitu Al Qanun fi At Tibb yang menjadi suatu rujukan ilmu kedokteran 

Bidang Pendidikan
Banyak pemuda Eropa yang belajar di universitas-universitas Islam di Spanyol seprti Cordoba, Sevilla, Malaca, Granada dan Salamanca. Selama belajar di universitas-universitas tersebut, mereka aktif menterjemahkan buku-buku karya ilmuwan muslim. Pusat penerjemahan itu adalah Toledo. Setelah mereka pulang ke negerinya, mereka mendirikan seklah dan universitas yang sama. Universitas yang pertama kali berada di,Eropa ialah Universitas Paris yang didirikan pada tahun 1213 M dan pada akhir zaman pertengahan di Eropa baru berdiri 18 universitas. Pada universitas tersebut diajarkan ilmu-ilmu yang mereka peroleh dari universitas Islam seperti ilmu kedokteran, ilmu pasti dan ilmu filsafat.

Perkembangan ilmu dan teknologi
Banyak gambaran perkembangan Eropa pada saat berada dalam kekuasaan Islam, baik dalm bidang ilmu pengetahuan, teknologi, kebudayaan, ekonomi maupun politik. Hal-hal tersebut antara lain sebagai berikut.

Seorang sarjana Eropa, petrus Alfonsi (1062 M) belajar ilmu kedokteran pada salah satu fakultas kedokteran di Spanyol dan ketika kembali ke negerinya Inggris ia diangkat menjadi dokter pribadi oleh Raja Henry I (1120 M). Selain menjadi dokter, ia bekerja sama dengan Walcher menyusun mata pelajaran ilmu falak berdasarkan pengetahuan ilmuwan muslim yang didapatnya dari spanyol. Demikian juga dengan Adelard of Bath (1079-1192 M) yang pernah belajar di Toledo, setelah kembali ke Inggris, ia pun menjadi seorang sarjana yang termasyhur di negaranya. 

Cordoba mempunyai perpustakaan yang berisi 400.000 buku dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan Seorang pendeta kristen Roma dari Inggris bernama Roger Bacon (1214-1292 M) mempelajari bahasa Arab di Paris (1240-1268 M). Melalui kemampuan bahasa Arab dan bahasa latin yang dimilikinya, ia dapat membaca nasakah asli dan menterjemahkannya ke dalam berbagai ilmu pengetahuan, terutama ilmu pasti. Buku-buku asli dan terjemahan tersebut dibawanya ke Universitas Oxford Inggris. Sayangnya, penerjemahan tersebut di akui sebagai karyanya tanpa menyebut pengarang aslinya. Diantara buku yang diterjemahkan antara lain adalah Al Manzir karya Ali Al Hasan Ibnu Haitam (965-1038 M). Dalam buku itu terdapat teori tentang mikroskop dan mesiu yang banyak dikatakan sebagai hasil karya Roger Bacon. 

Seorang sarjana berkebangsaan Perancis bernama Gerbert d’Aurignac (940-1003 M) dan pengikutnya, Gerard de Cremona (1114-1187 M) yang lahir di Cremona, Lombardea, Italia Utara, pernah tinggal di Toledo, Spanyol. Dengan bantuan sarjana muslim disana, ia berhasil menerjemahkan lebih kurang 92 buah buku ilmiah Islam ke dalam bahasa latin. Di antara karya tersebut adalah Al Amar karya Abu Bakar Muhammad ibnu Zakaria Ar Razi (866-926 M) dan sebuah buku kedokteran karangan Qodim Az Zahrawi serta buku Abu Muhammad Al baitar berisi tentang tumbuhan. Sarjana-sarjana muslim tersebut mengajarkan penduduk non muslim tanpa membeda-bedakan agama yang mereka anut. 

Apabila kerajaan-kerajaan non muslim mengalahkan kerajaan-kerajaan Islam, maka yang terjadi adalah pembumihangusan kebudayaan Islam dan pembantaian kaum muslim. Akan tetapi, apabila kerajaan-kerajaan Islam yang menguasai kerajaan non muslim, maka penduduk negeri tersebut diperlakukan dengan baik. Agama dan kebudayaan merekapun tidak terganggu.

Banyak sarjana-sarjana muslim yang berjasa karena telah meneliti dan mengembangkan ilmu pengetahuan, bahkan karya mereka diterjemahkan ke dalam bahasa Eropa meskipun ironisnya diakui sebagai karya mereka sendiri.

0 Response to "Perkembangan Islam pada Abad Pertengahan"

Post a Comment