Kisah Nari Diselamatkan oleh Jaring Laba-Laba


Libi adalah laba-laba kecil yang tinggal bersama ayah dan ibunya di sebuah gua kecil. Libi adalah anak yang rajin. Setiap hari, dia bangun pagi-pagi sekali dan selalu membantu ayah dan ibunya. Bangun tidur, Libi membersihkan tempat tidurnya, kemudian mandi dan berpakaian sendiri. Dia melakukannya sendiri karena ibunya pagi hari sudah sibuk membuat makanan untuk sarapan, bekal Libi ke sekolah dan bapak laba-laba ke kantor.



Di perjalanan menuju sekolah, Libi bertemu dengan teman-temannya yang akan berangkat sekolah juga. 

"Hai, teman-teman. Apakah pagi ini kalian senang semua?".

"Hai, Libi. Kami senang semua setelah libur kemarin."

Sampai di sekolah, Libi dan teman-temannya belajar dengan baik. Pelajaran yang diberikan oleh ibu dan bapak guru diterima dengan baik. Pada saat ibu dan bapak guru memberikan pelajaran, Libi mendengarkan dan tidak bermain-main.

Pulang sekolah melewati sebuah hutan kecil, Libi mendengar suara tangisan kecil. Libi mencari-cari arah suara tersebut. Libi menoleh ke kiri dan ke kanan, ke atas, dan ke bawah. Akhirnya, dia menemukan anak burung yang sedang menangis.

"Teman. Mengapa engkau menangis?"

"Hu hu hu, aku takut sekali. Ada seorang anak kecil nakal yang ingin menangkap aku. Aku terlepas dari Ayah dan Ibu. Pada saat Ayah dan Ibu pergi aku keluar rumah sendirian dan terjatuh dari sebuah dahan," ujar burung kecil itu sambil melihat ke arah rumahnya di atas dahan yang tinggi.

"Tadi aku sudah tertangkap oleh anak kecil nakal itu. Kakiku diikat dengan seutas benang. Aku dilempar ke atas supaya terbang dan dia memegangi tali. Aku terjatuh beberapa kali dan badanku sakit semua karena aku belum dapat terbang sempurna. Syukurlah, aku bisa terlepas dari anak itu dan bersembunyi di sini."

"Siapa namamu burung kecil?"

"Namaku Nari. Namamu siapa?"

"Aku Libi dan aku tinggal di goa seberang pohon itu bersama ayah dan ibuku.

Sebaiknya kamu ikut aku. Insa'Allah Ayah dan Ibu dapat membantu kamu untuk kembali ke rumah." Malam harinya, Ayah dan Ibu berusaha mencari jalan keluarnya. Akhirnya, ayah mendapatkan ide. Disebelah rumah mereka ada sebuah gua yang agak besar yang cukup leluasa untuk. Untuk menjaga Nari dari anak nakal, Ayah menutup gua tersebut dengan jaring labalaba. Apabila anak tersebut melewati gua, dia tidak akan menemukan Nari. Anak itu akan bahwa berpikir apabila Nari masuk gua itu, pasti akan merusak jaring laba-laba tersebut.

Libi senang sekali dan membantu membuat jaring tersebut. Hari pertama, Libi membantu membuat jaring sambil bernyanyi, "Jaring-jaring akan cepat selesai, akan kubuat yang besar dan kuat, satu ke kiri satu ke kanana satu ke bawah satu ke atas". Hari ke 2 Libi membuat jaring lagi, "Dua ke kiri, dua ke kanan, dua ke atas dua ke bawah sampai jadi lingkaran." Hari ke 4, jaring laba-laba sudah jadi. Gua sudah tertutup. Nari dan Libi bermain di dalamnya sambil makan kue buatan ibu. Sementara itu, ayah mencoba mencari jalan keluar bagaimana menyampaikan pesan kepada orang tua Nari. Ayah Libi tidak sanggup memanjat pohon yang tinggi sekali.

Ayah Libi bercerita kepada Pak Ulat. Pak Ulat bercerita kepada Pak Kupu-kupu. Akhirnya, cerita itu sampai ke Pak Kera dan Pak Kera dengan senang hari menyampaikan pesan itu. Tidak lama kemudian, orang tua Nari datang. Mereka sangat gembira bertemu lagi dengan anak kesayangan mereka. Nari minta maaf kepada orang tuanya karena tidak mematuhi pesan mereka. Keluarga burung mengucapkan terima kasih kepada Keluarga laba-laba. Libi yang baik hati mau menolong sesama binatang. Mereka juga berterima kasih kepada seluruh keluarga yang membantu hingga mereka dapat bertemu kembali dengan Nari.


0 Response to "Kisah Nari Diselamatkan oleh Jaring Laba-Laba"

Post a Comment