Sepasang kerbau milik Pak Tani sedang beristirahat. Sudah seharian penuh mereka membajak sawah. Musim tanam telah tiba. Mereka harus menggemburkan tanah untuk ditanami padi. Pak Kerbau dan Bu Kerbau berbaring di kandangnya sambil bercakap-cakap dan melepas lelah.
“Capek sekali aku hari ini, Bu,” ujar Pak Kerbau pada istrinya. “Sudah seminggu ini kita membantu Pak Tani membajak sawahnya yang sangat luas. Sampai hari ini pekerjaan kita belum selesai juga”.
“Sudahlah Pak,” Bu Kerbau menenangkan suaminya.
“Beberapa hari lagi tentu pekerjaan kita selesai. Kita wajib menolong Pak Tani. Selama ini Pak Tani dan keluarganya sudah berbaik hati merawat kita.”
“Tapi tidak adil, Bu,” Pak Kerbau melenguh tidak puss. la menunjuk kucing Pak Tani yang sedang mendengkur di teras rumah. “Si Manis juga berhutang budi pada Pak Tani. Tapi lihat! Seharian ia hanya bermain-main dan tidur.
”Bu Kerbau menggeleng-gelengkan kepalanya heran. “Pak, setiap mahluk hidup punya kelebihan dan kekurangan. Begitu juga si Manis”
Pak Kerbau mendengus kesal. “Ah, jangan terus-menerus membela kucing, Bu. Aku kesal!” Dengan sabar Bu Kerbau tetap menyabarkan suaminya.
Beberapa waktu kemudian, musim panen pun tiba. Padi yang telah ditanam Pak Tani tumbuh subur. Hasilnya yang berlimpah memenuhi lumbung beras miliknya. Kini, setelah masa panen, Si Manis terjaga setiap malam. la bertugas menjaga lumbung padi milik Pak Tani dari tikus-tikus liar yang mencari makan. Setelah menjelang pagi, barulah Si Manis dapat tidur, karena tugas menjaga lumbung digantikan oleh Pak Tani.
Suatu malam, Pak kerbau berkata pada istrinya. “Bu, lihatlah. Betapa kasihan si Manis. Setiap malam ia tidak tidur karena harus mengawasi lumbung Pak Tani. Kadang-kadang malah semalaman kejar-kejaran dengan tikus.” Bu Kerbau tersenyum mendengar perkataan suaminya.
Lo, dulu katamu enak betul jadi kucing. Tiap hari kerjanya hanya mendengkur dan bermalas malasan. Tidak perlu capek membajak sawah.” Pak Kerbau terdiam mendengar perkataan istrinya.
“Setiap makhluk punya tugas sendiri-sendiri. Ketika musim tanam tiba, si Manis bisa bermalas malasan, sementara kita membajak sawah. Tetapi saat musim panen tiba, si Manis begadang setiap malam mengejar tikus, sementara kita tidur nyenyak.” ujar Bu Kerbau panjang lebar. Sejak itu Pak Kerbau sadar. la tak lagi iri pada si Manis.
0 Response to "Kisah Kerbau dan Kucing"
Post a Comment