Marcus Tullius Cicero (106 - 43 SM)


“Orang yang mengambil sesuatu dari orang lain dan meningkatkan keuntungannya sendiri dengan mengorbankan keuntungan orang lain lebih buruk daripada kematian, daripada kemiskinan, daripada penderitaan yang mungkin menimpa tubuh atau hak milik eksternal lainnya. Alam dengan hukumnya menetapkan bahwa seorang manusia harus bersedia mempertimbangkan kepentingan orang lain, siapapun ia, dengan alasan mendasar yakni karena ia adalah manusia.” — Cicero dalam buku de Officiis.



Cicero atau Marcus Tullius Cicero (di Inggris dijuluki "Tully") 3 Januari 106 SM - 7 Desember 43 SM) adalah filsuf, orator yang memiliki keterampilan handal dalam retorika, pengacara, penulis, dan negarawan Romawi kuno yang umumnya dianggap sebagai ahli pidato Latin dan ahli gaya prosa.

Cicero merupakan tokoh besar mazhab filsafat Stoa yang populer pada abad 4 SM (Sebelum Masehi) sampai abad 2 M (Masehi), dan ia merupakan salah satu tokoh pada periode akhir yang lebih terkenal dengan sebutan Stoa Romawi. Selain itu, ia dan pemikirannya juga dianggap dekat dengan aliran Platonisme dan Epikureanisme. Pemikirannya banyak dirujuk dalam pemikiran hukum dan tata negara, serta pemikiran filsafat lainnya.

Salah satunya adalah David Hume pada abad 18. Karya dan pemikiran Cicero juga dikagumi oleh beberapa Bapa Gereja Latin yang berpengaruh seperti Santo Agustinus dari Hippo, yang mengatakan bahwa karyanya Hortensius merupakan salah satu pendorong beralihnya ia kepada Kekristenan, dan St.Hieronimus yang mengalami kegelisahan karena mendapat penglihatan bahwa ia dituduh sebagai "pengikut Cicero dan bukannya Kristus" pada saat penghakiman khusus.

Cicero dikenal sebagai negarawan yang berusaha menegakkan prinsip-prinsip republik dalam perang sipil, kegagalannya menyebabkan perang sipil yang menghancurkan Republik Romawi. Tulisan-tulisannya meliputi retorika, pidato, risalah filsafat dan politik, dan surat-surat.

Cicero mampu mengkombinasikan ambisi filsafat retorika gaya Romawi dengan gaya Yunani. Cicero kemudian belajar sembari melakukan banyak sekali aktivitas politik, hingga pada tahun 45 SM pada usianya yang ke-60, filsafatnya benar-benar mencapai keluasan dan puncak kematangan. Dengan pendampingan sepupunya, Quintus Mucius Ascaevola, sang pontifex (imam) yang pernah menjadi konsul, Cicero bertumbuh menjadi seorang yang menaruh hormat kepada konservatisme nilai-nilai moderat dalam politik.

Cicero merupakan pembaru bahasa Latin terbesar di zamannya. Karya filsafatnya sangat terkenal dan berpengaruh, di antaranya adalah yang tertuang dalam pidato-pidatonya yang berjumlah 57 tulisan, selain 17 fragmen lain. Kemudian karya-karya filsafat, retorika, dan surat-surat tercatat berjumlah ± 800 buah dan tersimpan baik hingga saat ini. Pada sumber lain tercatat bahwa pada Juli43 SM, lebih dari 900 tulisan diselamatkan, 835 ditulis oleh Cicero sendiri, 416 dialamatkan kepada sahabatnya, seorang ksatria bernama Pomponius Atticus, dan 419 kepada 94 orang lain, baik kerabat maupun kenalannya. (Wikipedia)

Beberapa surat tidak dapat dilacak, salah satunya suratnya kepada Pompeius yang disebutkan dalam Pro Sulla dan Pro Plancio yang merupakan surat berisi konspirasi Lucius Sergius Catilina. Kemudian, terdapat juga empat koleksi surat-surat Cicero yang dialamatkan kepada Atticus dalam 16 buku, kepada kenalan dan saudaranya yang berjumlah 16 buku, kepada Brutus yang berjumlah 3 buku, dan kepada saudaranya berjudul Ad Quintum Fratem.

Selain karya-karya tentang filsafat dan tulisan yang terkait politik, sebagai penyair, Cicero diketahui menerbitkan puisi-puisi berbahasa Latin, di antaranya adalah: epos berjudul de Consulatu Suo (Inggris:On His Consulship) dan de Temproribus Suis (Inggris:On His Life and Times), yang merupakan tulisan yang dipakainya untuk mengkritik kekunoan tradisi penyembahan masyarakat Romawi pada zamannya.

Cicero sendiri menolak untuk disebut sebagai salah satu tokoh dari salah satu aliran-aliran seni kala itu, entah sebagai seniman dalam kelompok orang-orang Asia yang rata-rata kaya dan tampil secara berlebihan, atau kelompok yang diwakili oleh Quintus Hortensius, maupun mereka yang menyebut diri sebagai Atticist, misalnya Julius Caesar dan Brutus.

Adapun karya bergenre humor yang ditulis Cicero yang memuat prinsip-prinsip Stoanya berjudul Pro Murena, yang merupakan sebuah karya yang mendiskreditkan Cato yang berpihak kepada para pengacara yang menyerang Clodia. Karya tersebut termuat dalam pidato berjudul Pro Caelio yang dibawakan Cicero pada 4 April 56 SM.



0 Response to "Marcus Tullius Cicero (106 - 43 SM)"

Post a Comment