Perjuangan yang dilakukan bangsa Indonesia untuk mempertahankan keutuhan wilayah Republik Indonesia, baik melalui perjuangan diplomasi maupun perjuangan bersenjata ternyata tidak sia-sia. Bangsa Indonesia telah berhasil memaksa Belanda untuk mengakui kedaulatan negara Republik Indonesia dan mendesak keluar dari wilayah RI. Keberhasilan bangsa Indonesia tersebut tidak lepas dari beberapa faktor berikut ini.
1. Kesiapan Rakyat Indonesia dalam Menghadapi Setiap Aksi Militer yang Dilakukan Belanda
Aksi militer yang dilakukan Belanda dalam Agresi Militer I dan II dihadapi oleh rakyat Indonesia dengan perencanaan yang matang dan didukung dengan keberanian rakyat untuk menghadapi Belanda serta didorong oleh semangat nasionalisme yang tinggi.
Contohnya saat menghadapi agresi militer II, rakyat dan TNI telah memiliki strategi khusus seperti sistem supit urang, perang gerilya, dan sistem wehrkreise. Para pejuang dan TNI menyelinap ke hutan-hutan dan menguasai daerah-darah pedesaan. Ketika konsolidasi kekuatan sudah selesai, TNI segera mengadakan serbuan terhadap Belanda dan kemudian menghilang. Dengan strategi seperti itu, Belanda kewalahan menghadapi TNI dan para pejuang.
2. RI Tetap Ada dan Berjalan Seperti Biasa Pada Waktu Belanda Menduduki Ibukota
Saat terjadi Agresi Militer Belanda II, para pemimpin bangsa ditangkap Belanda. Namun sebelum ditangkap, presiden Sekarno mengirim mandat kepada Syarifuddin Prawiranegara untuk mendirikan Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI). Tujuannya untuk menjalankan pemerintahan RI dan menunjukkan kepada dunia internasional bahwa pemerintah RI masih tetap ada meskipun para pemimpin bangsa ditawan Belanda.
3. Semangat Juang TNI untuk Tetap Mempertahankan Kemerdekaan
Meskipun Yogyakarta telah dikuasai Belanda dalam Agresi Militer II, TNI tetap menjalankan tugasnya dan tidak hancur. Untuk menghadapi Belanda, TNI sengaja mundur dari Yogyakarta dengan maksud untuk menghimpun kekuatan bersama rakyat sambil memikirkan taktik perjuangan yang tepat dalam mengusir Belanda dari Yogyakarta.
Selain perang gerilya (atas inisiatif Panglima Soedirman), TNI juga melancarkan Serangan Umum pada tanggal 1 Maret 1949. Serangan Umum itu telah berhasil memukul mundur tentara Belanda dari Yogyakarta.
4. Adanya Tekanan dari Dunia Internasional
Agresi Militer yang dilakukan Belanda atas Indonesia mendapat reaksi keras dari dunia internasional. Salah satu negara yang menekan Belanda adalah Amerika Serikat. AS mengancam Belanda akan menghentikan bantuan ekonominya apabila Belanda tidak menarik mundur pasukannya dari wilayah RI. Selain AS, Dewan Keamanan PBB juga mendesak Belanda untuk menghentikan operasi militernya.
Desakan dan tekanan dari dunia internasional tersebut, memaksa Belanda untuk kembali melaksanakan perundingan dengan Indonesia. Perundingan terakhir yang dilakukan adalah Konferensi Meja Bundar. Dengan ditandatanganinya KMB, maka Belanda mau mengakui kedaulatan RI dan memaksa Belanda untuk keluar dari Indonesia.
0 Response to "Faktor-Faktor yang Memaksa Belanda Keluar dari Indonesia"
Post a Comment