Sejarah Suku Indian


Suku Indian adalah pemukim pertama Amerika Utara datang dari Asia lebih dari 20.000 tahun lalu. Karena mengikuti hewan buruan, mereka mengembara melewati Selat Bering (dulu tanah genting, kini pemisah titik paling timur Benua Asia dan titik paling barat Benua Amerika). Lambat laun mereka menetap dan berkembang menjadi berbagai suku. Berabad-abad mereka membangun masyarakat teratur. 


Pada abad ke-16, orang Eropa tiba di Amerika Utara untuk pertama kali. Karena mengira tiba di India (Asia), mereka secara keliru menyebut penduduk asli itu orang "Indian". Orang Eropa menginginkan tanah. Karena itu keberadaan penduduk asli terancam. Kaum Indian lalu bertempur melawan para pemukim baru. Pada abad ke-19, suku Indian melawan pemerintah Amerika Serikat yang berusaha menggusur mereka. Lewat perjuangan sengit, kaum Indian dipindahkan ke reservat, daerah khusus buat mereka. Hingga kini banyak orang Indian masih hidup di sana.

Kepala suku Indian terakhir yang memimpin perlawanan terhadap "orang kulit putih" adalah Geronimo (1829-1909) dari suku Chiricahua Apache. Ia memimpin serangan dari negara bagian barat daya hingga ke Meksiko. Akhirnya ia tertangkap dan diasingkan ke Florida. Lalu ia dibebaskan dan menjadi seorang tokoh nasional yang termasyur.

Penduduk asli Amerika utara terdiri atas banyak suku. Mereka umumnya hidup dari berburu, memancing dan bertani. Suku-suku terkenal di antaranya adalah Cheyenne, Comanche, don Sioux yang hidup di Great Plains; Apache, Navajo, dan Pueblo, yang hidup di daerah barat daya; dan Iroquois, Huron, dan Cherokee, yang hidup di daerah timur, serta Miccosukee yang tinggal di wilayah Everglades (Florida).

***

4-9-1886: Geronimo Menyerah ke Tangan AS Pejuang terakhir Suku Indian yang berperang mempertahankan wilayahnya.

Pada 128 tahun lalu, kepala suku Indian Apache menyerah ke pasukan AS. Selama 30 tahun, Geronimo berjuang memimpin sukunya dalam mempertahankan wilayah mereka dari ekspansi Amerika. Suku Apache pun, untuk tujuan yang sama, juga berperang melawan Meksiko.


Menurut The History Channel, setelah puluhan tahun bertempur, Geronimo merasa sudah lelah. Pasukannya pun kalah jumlah. Maka, pada 4 September 1886, dia secara resmi menyatakan menyerah kepada pasukan kolonial Amerika di bawah pimpinan Jenderal Nelson Miles. 

Dengan demikian, Geronimo adalah pejuang terakhir Suku Indian yang takluk di bawah kekuasaan AS. Penyerahan ini pun mengakhiri masa Perang Suku Indian di kawasan barat daya negeri itu.

Lahir pada 1829 dan tumbuh di wilayah leluhur, yang kini menjadi negara bagian Arizona dan sebagian Meksiko, Geronimo dipercaya memimpin suku Chiricahua Apache. Dia dan para pengikutnya sering bentrok dengan para pendatang non Indian yang berupaya menduduki wilayah mereka. 

Pada 1858, keluarga Geronimo dibantai oleh Meksiko. Demi membalas dendam, dia dan para pengikutnya menyerang para pendatang Meksiko dan Amerika di wilayah mereka. 

Aksi Geronimo ini mendapat tanggapan serius dari pemerintah AS. Mereka lantas mengirim bala tentara untuk mengusir Geronimo dan suku Apache dari wilayah mereka sendiri. 

Setelah berkali-kali lolos dari serangan pasukan AS, Geronimo merasa sudah lelah untuk terus berperang. Dia pun memerintahkan para anak buahnya, yang sudah terbilang sedikit, untuk menyerah secara bersama-sama. 

Penyerahan itu membuat Geronimo dan Suku Apache terusir dari wilayah mereka dan dipindahkan ke Florida, serta kemudian Alabama. Keturunan Suku Apache pun dipindahkan lagi ke wilayah konservasi di Comanche dan Kiowa, Oklahoma. Di sana, Geronimo menjadi petani dan memeluk agama Kristen. 

Sebelum wafat di usia 79 tahun, Geronimo sempat membuat otobiografi pada 1906, yang berjudul "Geronimo's Story of His Life". Kendati berstatus tahanan perang, Geronimo berkali-kali menerima undangan dari pemerintah AS, termasuk menghadiri pelantikan presiden baru Theodore Roosevelt pada 1905. Namun, sejak menyerah, Geronimo tidak diperbolehkan mengunjungi tanah leluhurnya.


***

Ini Bukti Penemu Benua Amerika Adalah Muslim, Bukan Colombus
Catatan tertua mengenai kehadiran Muslim di benua Amerika diperkirakan berasal dari periode antara 700–800 Masehi. Hal itu seperti diungkapkan oleh sarjana dari Universitas Harvard, Barry Fell, dalam bukunya Saga America (1980).

Lewat buku tersebut, dia memberi bukti ilmiah yang kuat bahwa umat Islam dari Afrika Utara dan Barat sudah tiba di Amerika berabad-abad sebelum ekspedisi Christopher Columbus.


Menurut Fell, ada sejumlah peninggalan arkeologis yang menguatkan teori tersebut. Di wilayah barat AS yang gersang, ia menemukan ukiran pada batu yang memuat teks, diagram, dan grafik berhuruf Arab.

Sisa-sisa fragmen tersebut menurutnya menjadi bukti bahwa umat Islam sudah lebih dulu mendarat di Amerika jauh sebelum bangsa Eropa menginjakkan kakinya di benua itu.

Barry Fell juga menyebutkan beberapa nama di kalangan penduduk Indian Amerika yang memiliki akar kata dari bahasa Arab. Di antaranya adalah Medina di Idaho, Hazen di North Dakota, Mahomet di Illinois, Arva di Ontario (Kanada), dan masih banyak lagi.

Di samping itu, ada pula sejumlah nama suku Indian yang berasal dari bahasa Arab. Sebut saja Suku Makkah di Washington, Anasazi, Apache, Arawak, Arikana, Chavin, Cherokee, Hohokam, Hupa, Hopi, Mahigan, Mohawk, Zulu, Zuni, dan lain-lain.

“Setidaknya, ada 484 nama desa, kota, gunung, danau, dan sungai di AS yang berakar dari Islam dan Arab,” ungkap Richard Brent Turner dalam buku Islam in the African-American Experience. 

***

Ternyata Benua Amerika Adalah Negeri Muslim yang Dimurtadkan 
Benua Amerika adalah negeri muslim yang dimurtadkan, manakah fakta yang menyebutkan hal tersebut? Islam ternyata ada dalam sejarah benua Amerika dan hubungannya pun termasuk erat. Kalau berkunjung ke Perpustakaan Kongres yang berlokasi di Washington DC, coba cek arsip perjanjian antara suku Cherokee (suku Indian di tahun 1787) dengan pemerintah Amerika. Muhammad Ibnu Abdullah dan Abdel Khak adalah kepala suku tersebut yang bertanda tangan di perjanjian itu. Perjanjian tersebut adalah tentang hak kelangsungan pemerintahan, perkapalan, dan perdagangan oleh suku Cherokee berdasar pada hukum Islam, bahkan termasuk soal cara berpakaian yang auratnya perlu ditutup.


Benua Amerika Adalah Negeri Muslim yang Dimurtadkan, Apa Buktinya?
1. Adanya sepotong batu yang ditemukan di daerah Corinto di El Salvador, tepatnya di dalam sebuah gua telah diidentifikasi dan dari situlah kedatangan umat Islam di Amerika Selatan dapat teridentifikasi oleh batu yang diketahui sebagai bantalan prasasti Malaka Haji Malaya pada abad ke-13. Umat muslim tersebut diduga berasal dari salah satu daerah di Indonesia.

2. Ditemukan beberapa koin oleh Pendeta Thaddeus Mason Harris yang ditulis oleh seorang penulis jurnal Amerika yang pada tahun 1787 ketika berkunjung ke beberapa area Massachusetts. Koin itu kemudian oleh Harris diserahkan ke perpustakaan Harvard College untuk diperiksa dan diketahui bahwa koin tersebut berasal dari abad ke-8 dan 9 dan dikenal sebagai Samarqand Dirham. Ada prasasti La ilaha illa-Allah Muhammadun Rasulullah dan Bismillah yang kelihatan ada pada koin tersebut.

3. Prasasti batu lagi-lagi ditemukan dengan bentuk bantalan huruf Cufic H-M-I-D yang diduga berasal dari pasca-650 CE dan ini merupakan salah satu bukti benua Amerika adalah benua yang dimurtadkan. Di bebatuan Nevada, tepatnya di Valley of Fire juga diketahui ada tulisan Arab lainnya.

4. Tulisan Cufic itu ada dan penemuannya ada di White Mountains di tahun 1951 yang lokasinya tidak jauh dari kota Benton di perbatasan Nevada. Tulisan dengan gaya Cufic yang dikenali sebagai tulisan di abad ke-7 ini terdapat kalimat tentang Iblis yang merupakan sumber dari segala kebohongan atau Setan maha mayan.

5. Ada banyak orang yang mencoba meneliti sejarah awal masuknya Islam ke Amerika, mungkin termasuk Profesor Barry Fell seorang dosen yang sudah pensiun dari Harvard University. Ia menekankan bahwa di tahun 650-an, Amerika kedatangan kaum muslim dan tentu ada dasar mengapa sang profesor berani menyatakan demikian, ini karena kaligrafi Cufic. Kalau memang benar, itu artinya pada era Khalifah Utsman, umat Islam telah menapakkan kaki di Amerika.

6. Tulisan “In the Name of Allah” juga ditemukan oleh Profesor Fell dan dianggap sebagai bukti selanjutnya akan Amerika negeri muslim yang dimurtadkan. Jika mengecek dan melihat secara hati-hati akan temuan prasasti tersebut, akan didapati kesimpulan bahwa memang benda tersebut tidaklah bergaya modern Arab dan malah mengandung gaya Cufic yang sangat ada hubungannya dengan gaya tulisan di abad ke-7.

7. Diketahui pula bahwa sebuah daerah di mana orang-orang Arablah penghuninya, diserang oleh Navajos dan Apache asli yang merupakan Athapcan Tribe. Sejumlah sekolah yang dibangun oleh orang-orang Arab dapat memesonakan para pribumi yang buta huruf, dan dari situlah tercipta subyek yang mirip serta binatang mitos hasil dari ubahan bentuk geometris yang kemungkinan dikerjakan dengan bantuan tawanan selama berabad-abad.

Masih ada banyak lagi bukti-bukti mengenai Amerika yang dulunya sebenarnya merupakan negeri Islam melalui penjelasan catatan sejarah. Benua Amerika adalah negeri muslim yang dimurtadkan atau mungkin lebih tepatnya disesatkan.


***

Nasib Indian Muslim yang tidak diungkap Sejarah Amerika
Nasib Suku Indian di Benua Amerika bak ditelan bumi, apalagi nasib Indian Muslim, nyaris tidak terungkap dalam sejarah Amerika. Padahal menurut Mahir Abdal-Razzaaq El, seorang Muslim dari Suku Indian Cherokee Blackfoot di New York, AS, saat ini ada sejumlah Muslim yang hidup di dalam kelompok sukunya. Sayangnya, sebagian besar masyarakat Amerika justru mengabaikan fakta tersebut. Bahkan, mereka tidak menyadari adanya kontak antara orang-orang Indian dan umat Islam pada masa lampau.


“Hubungan antara Indian dan Islam sudah dimulai oleh para penjelajah Muslim awal yang mengunjungi daratan Amerika, lebih dari seribu tahun yang lalu. Beberapa di antara pendatang Muslim itu bahkan akhirnya hidup bersama nenek moyang kami, penduduk asli Amerika,” tutur Mahir yang bergelar Eagle Sun Walker (Elang Penapak Matahari) lewat sebuah artikel yang dipublikasikan oleh Majalah The Message pada 1996 lalu.

Dia menuturkan, ada banyak dokumen, naskah perjanjian, undang-undang, dan resolusi yang disahkan antara abad ke-17 dan ke-18 yang menunjukkan berbagai macam aktivitas komunitas Muslim Indian.

Seperti Perjanjian Persahabatan yang ditandatangani di Sungai Delaware pada 1787, misalnya. Kesepakatan antara Abdel-Khak dan Muhammad Ibnu Abdullah tersebut menjelaskan hak-hak masyarakat Indian di bidang perdagangan, pelayaran maritim, dan pemerintahan—yang pada waktu itu sejalan dengan Islam.

“Sayangnya informasi semacam ini sangat jarang diketahui orang banyak karena tidak pernah disebutkan dalam buku-buku sejarah,” ujar Mahir.

Menurutnya, banyak istilah yang digunakan oleh komunitas Indian yang dipengaruhi oleh kata-kata dari bahasa Arab, Persia, dan Ibrani. Bahkan, aturan berbusana yang melekat pada orang-orang Indian di masa lampau, terutama suku Cherokee, juga banyak mendapat sentuhan nilai-nilai Islami.

“Jika Anda membuka salah satu buku tua yang berisi tentang pakaian tradisional masyarakat Cherokee sampai pada 1832, maka Anda akan melihat kaum pria mengenakan sorban, sedangkan kaum perempuannya memakai penutup kepala yang panjang,” tuturnya.

Tidak hanya itu, kata Mahir lagi, pemimpin Cherokee terakhir yang hidup pada abad ke-19 juga memiliki nama Muslim, yaitu Ramadhan Ibnu Wati. Namun, pengaruh Islam yang pernah tumbuh di kalangan masyarakat Indian tersebut kini seakan-akan punah. Hari ini, tanah leluhur mereka, benua Amerika, hampir seluruhnya diwarnai oleh peradaban Barat. 


***

0 Response to "Sejarah Suku Indian "

Post a Comment