Papan Tulis
Sebelum menggunakan papan tulis putih, papan tulis hitam menjadi alat untuk belajar di kelas. Pelajaran yang diberikan guru ditulis di atas papan menggunakan kapur tulis. Pada umumnya, kapur tulis berwarna putih. Akan tetapi, ada juga yang berwarna kuning, merah, hijau, dan biru.
Papan tulis pertama kali dibuat dari batu tulis berwarna hitam dan dibingkai kayu. Adapun papan tulis seukuran buku digunakan untuk menulis oleh setiap siswa. Sekitar tahun 1800, dibuat papan tulis yang besar untuk dipasang di depan kelas.
Kapur Tulis
Kapur tulis dibuat dari batu gamping. Batu gamping ini berasal dari lumpur di dasar laut. Sifatnya lunak dan mudah dihapus. Pada 1960, kapur dibuat dari gipsum. Kelebihannya yaitu lebih keras dan tidak banyak menghasilkan debu. Kini, hampir semua sekolah sudah meninggalkan papan tulis hitam. Kesehatan menjadi salah satu pertimbangannya sebab debu dari kapur tulis bisa membahayakan pernapasan.
Alat Peruncing Pensil
Dahulu, orang meruncingkan pensil menggunakan pisau lipat. Lalu, Bernard Lassimone menciptakan alat peruncing pensil pada 1828. Ciptaannya tidak bertahan lama karena pada 1847, Therry des Estwaux menciptakan alat peruncing pensil manual. Kemudian, pada 23 November 1897 dikenal Love Sharpener. Peruncing ini buatan John Lee Love. Cara meruncingkannya adalah memasukkan pensil ke dalam lubang yang terbuka dan diputar dengan tangan.
Pena
Pena muncul seiring kebutuhan menulis di atas papirus. Sekitar 400 SM, bangsa Mesir menggunakan pena dari batang alang-alang. Pena ini dicelupkan ke dalam tinta yang terbuat dari getah dan jelaga. Kemudian, diciptakan pena bulu burung (angsa, elang, dan burung hantu) sekitar 700 M. Pena bulu angsa paling mahal di antara pena yang lain. Pena bulu dikenal lebih dari seribu tahun sebagai alat tulis.
Pada 1828, ditemukan pena baja oleh John Mitchell. Pena ini kurang disukai karena tidak membuat nyaman pemakai saat harus mencelupkannya ke dalam tinta. Pada 1884, teknologi pena semakin canggih. Lewis Edson Waterman membuat pena berkantung tinta. Jadi, tidak perlu berulang-ulang mencelupkannya ke dalam tinta.
Pada 1828, ditemukan pena baja oleh John Mitchell. Pena ini kurang disukai karena tidak membuat nyaman pemakai saat harus mencelupkannya ke dalam tinta. Pada 1884, teknologi pena semakin canggih. Lewis Edson Waterman membuat pena berkantung tinta. Jadi, tidak perlu berulang-ulang mencelupkannya ke dalam tinta.
Sekitar 1960, ditemukan pena berujung lembut. Pena ini disebut spidol. Tidak diketahui pasti siapa yang menemukannya. Mata pena spidol dibuat dari plastik berpori dan terdapat kantung tinta. Kantung ini mengandung serat sintetis.
0 Response to "Sejarah Perkembangan Alat Tulis"
Post a Comment