Indochina (Kamboja, Laos, Vietnam, Thailand, dan Myanmar)


Indochina berarti semenanjung antara India dan China. Di wilayah ini terdapat negara-negara Kamboja, Laos, Vietnam, Thailand, dan Myanmar. Dalam istilah khusus, Indochina berarti Laos, Kamboja, dan Vietnam. Tiga negara ini pernah disatukan penjajah Perancis menjadi Uni Indochina. Karakteristik masing-masing negara berbeda-beda.


Thailand merupakan satu-satunya negara tetangga kita yang tidak pernah dijajah. Mayoritas penduduknya orang Thai dan menganut agama Buddha. Negara ini merupakan pengekspor utama beras. Hal ini sangat membantu banyak penduduk dunia ketika harga bahan pangan mahal. 


Vietnam pernah pecah menjadi dua, Vietnam Utara dan Vietnam Selatan. Pada masa itu terjadi perang saudara. Perang ini berakhir tahun 1975, dengan kemenangan Vietnam Utara yang komunis. Perekonomian pun berjalan lambat, karena kontrol pemerintah yang ketat. Namun sejak tahun 1986 perekonomiannya tumbuh pesat karena reformasi ekonomi berorientasi pasar. Mayoritas penduduknya etnis Vietnam dan beragama Buddha. 


Laos merupakan negara tetangga kita yang tidak memiliki wilayah laut. Etnisnya mayoritas Lao. Agama yang dianut penduduk antara lain Buddha, kepercayaan setempat, dan Kristen. Ekspornya antara lain produk industri makanan, tembaga, emas.

Kamboja merupakan negara yang tercabik-cabik oleh perang saudara pada tahun 1970-an. Khmer Merah, rezim komunis yang berkuasa saat itu membantai lawan-lawan politiknya. Seperlima jumlah penduduknya tewas sia-sia dalam konflik tersebut. Mayoritas penduduk Kamboja adalah etnis Khmer dan penganut agama Buddha. Bahasa resminya Khmer. Negara ini termasuk lumbung padi di Asia Tenggara. 

Myanmar merupakan negara yang sampai saat ini dikuasai rezim militer. Penduduknya mayoritas etnis Burma dan beragama Buddha. Di Eropa negara ini masih lebih populer dengan nama lama yaitu Burma. 


Wilayah Indochina berpegunungan di bagian utara, yang merupakan kelanjutan dari Pegunungan Himalaya. Puncak tertingginya Gunung Hkakabo Razi (5.881 m) di perbatasan Myanmar dengan China. Dari utara inilah mengalir empat sungai penting. Sungai-sungai ini mengalir di dataran rendah yang luas dan menjadikannnya subur. Wilayah sekitarnya menjadi salah satu lumbung padi dunia. Kecuali untuk pertanian, sungai-sungai tersebut juga penting untuk transportasi. Sungai Irrawaddy dan Salween mengalir di Myanmar. Chao Phraya mengalir di Thailand. Sungai Mekong yang terpanjang di antara keempatnya, melewati banyak negara. 

Sungai Mekhong bermata air di dataran tinggi Tibet, China. Memasuki Indochina, sungai ini menjadi batas alam antara Laos dan Thailand. Selanjutnya Sungai Mekhong membelah wilayah Kamboja. Di sini, sungai ini mendapat tambahan air dari Tonle Sap (Danau Besar). Danau seluas 24.605 km2 ini di kelilingi dataran rendah yang subur. Di kawasan inilah sebagian besar penduduk Kamboja tinggal. Akhirnya Sungai Mekhong memasuki Vietnam dan bermuara di Laut China Selatan.

Kawasan yang jauh dari pemukiman penduduk ditumbuhi hutan lebat. Negara yang hutannya tinggal sedikit hanya Kamboja. Di Laos, 21% hutannya dijadikan taman nasional. Di kawasan hutan yang terjaga seperti ini, keanekaragaman hayati terjaga dengan baik. Berbagai binatang hutan, seperti harimau dan macan tutul bisa dijumpai hidup di alam. Juga bisa dijumpai badak, banteng, babi hutan, kijang, dan gajah. Gajah ada yang dijinakkan untuk membantu pekerjaan manusia, khususnya dalam mengangkut balok kayu. Berbagai jenis ikan di alam bebas masih merupakan sumber makanan yang penting bagi penduduk di sekitar sungai. 

Indochina beriklim tropis basah. Cirinya, cuacanya rata-rata panas dan curah hujan tinggi. Suhunya bisa mencapai 38oC. Jadi iklimnya agak mirip Indonesia. Bagian utara Myanmar dilalui garis balik utara. Wilayah di utara garis ini curah hujannya lebih sedikit. 

Permasalahan sosial yang dihadapi negara-negara di Indochina pada dasarnya hampir sama. Tingginya angka kemiskinan dan pengangguran, rendahnya tingkat pendidikan dan kesejahteraan menjadi masalah utama kawasan ini. Sebagian datanya telah kita bandingkan pada pembahasan sebelumnya. Laos menghadapi masalah brain drain. Artinya, banyak penduduknya yang terdidik bekerja di negara lain dan tidak mau pulang. Myanmar dan Kamboja menghadapi masalah kerusakan infrastruktur yang parah karena konflik dalam negeri. Thailand sering menghadapi masalah ketidakstabilan politik. Kamboja menghadapi masalah masih banyaknya ranjau sisa-sisa perang saudara. Banyak penduduknya yang cacat karenanya. Vietnam masih membenahi kerusakan bekas perang saudara. 


Myanmar menghadapi ketidakstabilan politik. Sejak merdeka dari Inggris tahun 1948, pemerintahannya berbentuk republik demokratis. Pada tahun 1961, tokoh politik negara ini yang bernama U Thant menjadi Sekretaris Jenderal PBB. Tahun 1962 keadaan politik negara ini menjadi tidak menentu setelah terjadi kudeta oleh militer. Tahun 1990 pernah diadakan pemilihan umum yang dimenangkan oleh partai oposisi pimpinan Aung San Suu Kyi. Beliau adalah anak dari Aung San, seorang tokoh pejuang kemerdekaan. Namun kemenangannya dianulir oleh pemerintah militer. Sejak saat itu gerakan pro demokrasi yang didukung para biksu seringkali mengadakan demonstrasi. Gerakan ini dihadapi oleh militer, kadang dengan kekerasan sehingga menimbulkan korban jiwa. Saat ini pejuang demokrasi ini hidup dalam tahanan. Tahun 1991 ia mendapatkan hadiah nobel. 

Pada tahun 1950-an, sesungguhnya Burma (Myanmar) merupakan negara yang paling makmur di Asia Tenggara. Myanmar saat itu merupakan eksportir beras terbesar dunia. Literasinya sangat tinggi, kekayaan alam melimpah, dan tenaga kerja cukup tersedia. Saat ini, negara ini infrastrukturnya tidak memadai. Jalur barang yang utama di perbatasan dengan Thailand. Sayang, jalur ini digunakan untuk menyelundupkan ganja. Jalan-jalan raya tidak beraspal, kecuali di kota besar. Kelangkaan energi melanda seluruh penjuru negeri, kecuali Yangon. Myanmar termasuk produsen utama dunia obat-obatan terlarang. 

0 Response to " Indochina (Kamboja, Laos, Vietnam, Thailand, dan Myanmar)"

Post a Comment