Setelah dipulangkan ke Indonesia Suwardi Suryaningrat atau dikenal dengan sebutan Ki Hajar Dewantara, masih tetap memiliki keinginan untuk memajukan bangsanya. Hingga pada tahun 1922, ia mendirikan perguruan Taman Siswa. Taman Siswa ini lahir dengan tujuan untuk memperbaiki sistem pendidikan secara kultural yang dapat diselenggarakan dengan baik. Bahkan organisasi ini menjadi tonggak untuk penataan pengembangan pendidikan nasional.
Keistimewaan dari Taman Siswa ialah pelaksanaan kepemimpinan dalam organisasi yang demokratis, dan mengutamakan kepentingan rakyat. Seorang pemimpin harus menjadi kunci bagi keberhasilan dan kemajuan rakyatnya, salah satu caranya yaitu berjuang dan belajar. Sehingga pada akhirnya, organisasi ini mengetahui betul tentang peranan pendidikan nasional sebagai alat untuk mencapai kemerdekaan. Taman Siswa memiliki pedoman sebagai berikut.
“Ing ngarso sing tulodo, Ing madya mangun karso, Tut wuri handayani”
Pedoman tersebut dapat diartikan sebagai prinsip seorang pemimpin. Jika di depan dia harus menjadi teladan, jika di tengah dia harus mampu membangun dan di belakang dia harus mampu memberi soko atau dukungan yang baik.
Ketangguhan dan kehebatan Taman Siswa ialah dalam pelaksanaan pendidikannya. Pada umumnya, pelaksanaan pendidikan diserahkan kepada pihak swasta, sehingga cegahan kolonial Belanda terhadap jalannya pendidikan menjadi terbatas. Akibatnya, Belanda merasa takut Taman Siswa ini akan menghancurkan pemerintahannya. Saat itu pemerintah mengeluarkan peraturan tentang adanya sekolah liar, dan akhirnya Taman Siswa memiliki keterbatasan dalam melakukan pergerakannya. Tetapi undang-undang tentang sekolah liar ini banyak ditentang oleh beberapa tokoh pemuda pendidik yang lain di luar Pulau Jawa.
0 Response to "Taman Siswa"
Post a Comment