Perjalanan orang Portugis ke Indonesia tidak dapat dipisahkan dari peran Vasco da Gama yang menemukan jalur pelayaran ke India. Tahun 1510, Alfonso de Albuquerque (1459–1515) sebagai Panglima Angkatan Laut Portugis berhasil menguasai Goa yang kemudian menjadikannya pangkalan tetap Portugis.
Ketika mendengar mengenai kekayaan Malaka dari pedagang-pedagang Asia, raja Portugis mengutus Diego Lopez Siqueria untuk menemukan Malaka dan menjalin hubungan persahabatan dengan penguasanya. Pada 1509, Portugis tiba di Malaka di bawah pimpinan Siqueria. Portugis melakukan kontak dengan penguasa setempat, yaitu Sultan Mahmud Syah. Semula sultan menolak, tetapi Portugis memaksa melalui peperangan.
Setelah Malaka dapat dikuasai, Portugis menancapkan pengaruhnya di Pasai dan Minangkabau. Penguasa Pasai mengizinkan Portugis mendirikan benteng di tepi Sungai Pasai karena telah membantunya merebut kekuasaan pada 1514. Demikian pula Raja Pagaruyung dari Minangkabau mendapat bantuan Portugis untuk melawan Sultan Mahmud Syah yang pernah berkuasa di Malaka.
Pada 1512 Portugis tiba di Ternate dan melakukan hubungan dagang dengan para penguasa Ternate. Portugis mendirikan benteng di Ternate yang dimanfaatkannya untuk melakukan monopoli perdagangan cengkih.
Di daerah Jawa pengaruh Portugis tidak begitu besar karena terhalang Kesultanan Demak. Adapun usaha untuk menguasai wilayah Sunda Kelapa yang diduduki Kerajaan Pajajaran gagal. Sementara itu di wilayah Sumatra, Portugis tidak mampu menghadapi kekuatan Kesultanan Aceh. Penjelajahan Portugis di Nusantara berakhir pada akhir abad ke-16 M. Kecuali di Timor Timur sampai 1674 setelah Belanda mulai ikut bersaing menguasai Nusantara.
0 Response to "Pemerintahan Portugis di Indonesia"
Post a Comment