Di Bali
terdapat banyak kerajaan, seperti Klungkung, Gianyar, Jembrana, Karangasem,
Mengwi, Tabanan, Badung, Buleleng, dan Bangli yang menganut agama Hindu.
Kerajaan-kerajaan tersebut memberlakukan adat Hak Tawan Karang. Hak Tawan
Karang adalah adat yang berlaku di Bali untuk menawan setiap kapal asing yang
kandas di perairannya. Kapal dan harta bendanya dirampas, sedangkan anak buah
kapalnya dijadikan budak karena dianggap sebagai miliknya.
Puputan |
Pada tahun 1848, Belanda mengirim pasukannya ke Bali untuk
menghancurkannya. Akan tetapi, Belanda tidak mampu menghadapi perlawanan rakyat
Bali di bawah pimpinan Gusti Ktut Jelantik sehingga Belanda kembali ke Batavia
dengan banyak korban Belanda kembali mengirim pasukannya ke Bali dengan
kekuatan yang lebih besar lagi pada tahun 1849. Kerajaan Buleleng, Karangasem,
dan Klungkung bertahan di benteng Jagaraga. Meskipun demikian, akhirnya benteng
Jagaraga jatuh ke tangan Belanda. Tentara Belanda bergerak ke selatan menuju
Kerajaan Karangasem. Kerajaan Karangasem mengadakan Perang Puputan.
Perang
Puputan adalah perlawanan sampai mati oleh seluruh keluarga kerajaan dan pengikutnya.
Klungkung bertahan di benteng Kasumba dan mengadakan perlawanan gerilya. Perang
gerilya ini mengakibatkan Jenderal Michels tewas. Dengan bala bantuan yang
didatangkan ke Bali, Belanda akhirnya mampu menguasai Bali. Kerajaan-kerajaan
itu dipaksa untuk menandatangani suatu perjanjian, walaupun masih ada perlawanan
rakyat dari Tabanan, Badung, dan Klungkung
0 Response to "Perang Jagaraga"
Post a Comment